Chapter 22

130 30 24
                                    

Bukan Firaun
Chapter 22

Setelah bersalaman dengan tamu-tamu keluarga, tiba saatnya Yaroslav diajak ketemu dengan pengantinnya.

Masuk ke dalam kamar, dilihatnya Hala-nya telah duduk bersimpuh, kepalanya menunduk. Wajahnya masih tersembunyi di balik cadar putih yang tertutup rantai-rantai mahkota.

Pertama Nurhala mencium tangan Abah, diabadikan fotonya.

Abah heboh banget malu-maluin nangis udah kayak adegan Shah Rukh Khan patah hati.

"Kalo Emak lu rahimahullah liat, dia pasti bahagia banget Nur, lu cakep banget jadi penganten. Makasih yeee, Romlah! Ntin! Saodah! Napsiah! Mpok Umi, Mpok Yanti, makasih juga yee udeh ngurusin anak gua jadi penganten. Ya Alloh, Nur, kagak tahan gua, yaa jelek dah gua difoto." Semua yang ada di situ nangis ketawa ngedengerin ocehan Abah. Termasuk fotografer perempuan yang kurang profesional pake ikutan mewek.

Yaroslav duduk aja di belakang Abah hingga tiba saatnya dia dipanggil.

Yaroslav beringsut maju dengan lututnya. Tanpa diberikan aba-aba dia mengambil tangan Nurhala. Semuanya menutup mulut kaget. Abah hampir aja memukulnya.

Yaroslav melihat tangan itu dari dekat.

"Diapain ini tangan?" tanyanya heran.

"Itu namanya henna, lukisan tangan." Salah satu Bibi yang menjawab, sedangkan Nurhala diam aja, gemetar tidak, namun tangannya seperti mati rasa.

Yaroslav menaruh kembali tangan itu ke tempat semula.

Lalu dia mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan beberapa senti depan wajah Nurhala.

Sontak Nurhala mengangkat wajahnya.

Tangan kiri Yaroslav mengangkat sebuah kotak beludru berwarna biru gelap. Fokus Nurhala langsung pindah ke kotak. Semua yang ada di ruangan menahan napas.

Yaroslav membuka kotak tersebut.

Semua melongok termasuk Abah pingin lihat isinya.

Isinya kosong. Semua bingung.

"Wah kok isinya gak ada ya?" Yaroslav tampak panik.

"Wah panggil hansip dah! Cincin penganten ilang." Abah juga mulai panik. Para bibi berdiri berniat keluar. Fotografer juga kebingungan.

"Tunggu!" Yaroslav mengangkat tangannya menghalangi.

"Sudah ketemu pelakunya."

"Haaaah? Abah dan para bibi melongo.

Yaroslav menunjuk jari Nurhala.

"Diambil sama Hala." ucap Yaroslav sambil tersenyum.

"Waaaaaaa!" Semua yang ada di situ mendesah lega.

Nurhala mengangkat tangan kanannya. Sebuah cincin emas dengan mata berlian mungil menghiasi jari manisnya.

Sekelebatan ingatan muncul di kepalanya. Tangan berbalut sarung tangan hitam menjentikkan jari, koin-koin timezone yang berjatuhan.

Nurhala sontak menatap Yaroslav yang masih tersenyum.

Aaah, hanya perasaan saja, Nurhala menenangkan dirinya.

"Ya Alloh Mal, bisa aja lu haha." Abah memukul punggung menantunya kenceng banget hingga Yaroslav merasa panas punggungnya.

"Hala yang bisa aja, Bah. Dia gak sabaran mau pake cincin hehe." Yaroslav berbisik, kenceng tapi.

"Ati-ati entar dompet lu yang ilang wkwk. Nur jangan suka ngambil duit suami diem-diem." Abah bercanda.

"Ya Allah, Bah, Hala bebas pake semua yang ana punya. Karena sekarang semuanya milik Hala." Sejak kapan Yaroslav pinter gombal?

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang