Chapter 02

198 30 8
                                    

Bukan Firaun
Chapter 02

Rampok budiman ini selalu merasa bahwa dia bukan rampok. Dia adalah langganan orang-orang kaya untuk menipu pihak asuransi.

Dikenal dengan nama Yaroslav.

Barang-barang berharga milik orang kaya biasanya selalu diasuransikan. Tugas rampok budiman ini adalah pura-pura mencurinya, sehingga pegantian dari asuransi keluar. Dia akan mendapat upah setelah mengembalikan barang tersebut.

Kenapa para orang kaya itu percaya padanya?

Satu, karena reputasinya sudah jadi pembicaraan dari mulut ke mulut. Dua, karena mencari penadah barang-barang seperti itu sulit. Lebih baik dan lebih cepat dikembalikan lalu mendapatkan honor.

Mobil mewah, perhiasan harga milyaran, barang-barang seni, hingga surat-surat berharga pernah Yaroslav rampok.

Sekali beroperasi, dia memasang harga antara 100-500 juta. Dalam sebulan dia bisa mendapatkan dua hingga empat klien.

Sudah lima tahun dia meniti karir, belum pernah sekalipun tertangkap.

Yaroslav pernah masuk penjara tapi ketika masih jadi kriminal kelas cere. Dia kapok sekapoknya. Lobang belakangnya memang selamat tapi perlakuan tidak berperikeperampok-an masih membekas dihatinya. Semenjak itu dia bertekad ingin menjadi rampok cerdas yang harus menang.

Di umur belasan tahun, Yaroslav memang sudah punya keahlian mencopet dan sulap jalanan dari  hasil ngegembel bareng genk copet Jaksel. Biarpun berbau Jaksel tapi kalau cuma jadi copet, tetep gak bisa gaul. Penghasilan gak cukup buat nongkrong di kafe-kafe.

Gak tajir-tajir kalo cuma jadi copet. Apalagi Yaroslav pernah ketangkep dan di penjara. Semangat ingin majunya terasa menggebu-gebu. Dari waktu ke waktu dia terus memikirkan bagaimana cara menjadi sukses.

Kesempatan itu datang ketika Yaroslav terdampar di Bali. Dia bertemu dengan orang bule yang merekrutnya untuk melakukan praktik-praktik seperti itu. Lima tahun dia menjadi muridnya. Setelah si bule pulang kampung ke Australi, Yaroslav melanjutkan bisnis tersebut.

Pantaslah Yaroslav bersyukur bisa kenal dengan si bule yang walaupun ngendonnya di Bali tapi masih normal gak demen sama laki dan anak-anak.

Semenjak itu perjalanan karirnya mulus, dia belajar macam-macam skill dari si bule.

Skill membuka aneka jenis kunci, skill membuat peledak, skill acting, skill jatuh dari bermacam kendaraan, skill menembak, skill riset, skill menjaga kerahasiaan, skill menjaga ketenangan, skill membuat kostum hingga skill memanjat tembok.

Si Bule selalu menasihati.

"Yawrooo, never ever hurt someone without purpose okay! We are an artist not a monster."
(Yawro, jangan pernah menyakiti orang tanpa tujuan! Kita itu seniman bukan monster.)

Awalnya Yaroslav tidak paham maksudnya apa. Seiring waktu dia mengerti.

Pekerjaan mereka membutuhkan skill tinggi namun resiko relatif kecil karena hanya merampok dari orang yang rela dirampok. Untuk apa buang-buang waktu dengan menyakiti orang yang tidak ada hubungannya? Mereka bukan preman, bukan begal, bukan desperate criminal, bukan pembunuh, bukan koruptor, bukan pula tentara di medan perang.

Mereka adalah seniman yang pantas dibayar dengan uang.

Toh sudah menjadi kewajiban perusahaan asuransi untuk mengeluarkan uangnya. Kalo gak, keenakan dong mereka cuma narikin setoran aja tanpa pernah membayar klaim.

Begitulah prinsip hidup Yaroslav setelah bertahun-tahun didoktrin oleh si Bule.

Oleh karena itu Yaroslav merasa tersinggung ketika dituduh pemerkosa. Dia punya rumah di Jakarta Selatan seharga dua Milyar, punya villa kecil di Puncak, punya satu mobil mewah, punya uang milyaran rupiah.

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang