Chapter 23

113 25 18
                                    

Bukan Firaun
Chapter 23

"Bagus! Sampai kapan?" tanya Yaroslav tanpa ekspresi.

"Haaah?" Nurhala terperangah melihat respon suaminya yang kurang malu-nya.

"Mu..mungkin bisa sepekan." jawab Nurhala gak nyaman.

Yaroslav balik ke meja makan lalu mulai menyuap buat dirinya sendiri.

"Nah pas tuh, anti jadi gak harus ambil wudhu selama naik ke atas. Rencana ana, kita berangkat dua hari lagi, karena masih ada beberapa yang harus disiapkan. Tiket untuk anti sudah ada sih, cuma keperluan mendaki gunung belum dibeli.  Eh, sini! Mau makan lagi gak?" Yaroslav memanggil.

Nurhala terpukau betapa santainya Akmal bersikap.

Nurhala beringsut dengan pakaian pengantinnya yang bikin ribet. Dia masih tidak percaya kalau sekarang bisa bebas ngobrol dengan seorang ikhwan hanya berdua aja.

Ting! Sekelebat Nurhala teringat rampok. Dia sudah pernah ngobrol dengan laki-laki berdua aja dalam ruangan.

Nurhala menunduk. Yaroslav menyadari perubahan wajah Nurhala.

"Kenapa Hala? Anti kenapa? Kenapa wajah anti sedih?"

Nurhala mengangkat wajahnya dan memandang suaminya.

"Benarkah kamu tidak masalah saya pernah berduaan aja dengan laki-laki di kamar ini?" Nurhala mendadak kepercayaan dirinya menurun.

Yaroslav meletakkan sendoknya dan memajukan wajahnya agar bisa lebih jelas melihat wajah istrinya.

"Hala! Apakah semua akhwat seperti anti? Kenapa masalah kecil seperti itu dibesar-besarkan terus? Apakah semua ikhwan itu selalu berburuk sangka pada akhwat? Apakah semua ikhwan itu inginnya akhwatnya itu sempurna? Sedangkan ana tidak pernah melihat ada ikhwan yang sempurna."

"Anti itu perempuan paling aneh yang pernah ana temuin. Anti kan dipaksa waktu itu. Lagipula apa salahnya sih laki perempuan ngobrol di kamar? Cuma ngobrol kan? Oh iya memang agama tidak membolehkan tapi kan  ana belajar agama juga baru aja. Ana tidak seperti ikhwan lain yang gampang aja menghina akhwat seakan-akan dirinya dah pasti masuk surga." Yaroslav menyindir Hasani.

"Jadi kamu pernah ngobrol berdua dengan akhwat dalam kamar ya?" Nurhala sekarang gantian nanya dengan nada nuduh tentunya.

"Gak mau jawab aaah." Yaroslav memundurkan wajahnya dan mulai makan lagi.

Nurhala memalingkan wajahnya melihat ke arah ranjang pengantin yang baru dibeli sambil cemberut.

"Hala Hala Hala, kemaren aja nolak ana, sekarang cemburunya parah. Ana jadi berbunga-bunga wkwk." Yaroslav malah ngeledek.

"Siapa yang cemburu sih?" Nurhala terpancing lagi.

"Ana masih diomongin gak di grup akhwat?"

"Enggak!" Nurhala menjawab judes, tentu aja Nurhala ngibul.

"Ah masa? Wah ana semenjak naik mio jadi pada kabur ya fans-nya?"

"Emangnya kamu punya fans?" Nurhala makin plin plan jawabnya.

"Katanya dulu ana banyak fans-nya? Yang benar yang mana neh?"

"Iih pede banget sih jadi orang? Saya kok baru tau kamu itu begini ya orangnya?" Nurhala sekarang gantian balik badan ngambek.

"Ya ampuun ngambek lagi, ana juga baru tau ternyata anti ambeukan ya? Judes juga sama suami. Suami lagi makan bukannya disuapin malah dikasi punggung."

Nurhala berbalik lagi.

"Ka..ka..ka..kamu kok gitu?" Nurhala makin pengen nangis.

"Ana kenapa? Salah ana apa? Benar juga ya kata netizen, dibalik ngambeknya cewek, ada cowok yang gak tahu apa-apa."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang