Chapter 114

96 23 11
                                    

Bukan Firaun
Chapter 114

Sudah berjam-jam Akmal memeriksa isi hape Sue setelah dibuka oleh Shin. Trio begal insaf setengah itu memilih stay di hotel dekat dari gym centre dan pelabuhan.

"Tidak ada sama sekali petunjuk soal pembunuhan, bahkan tidak ada jejak hubungan dia dengan Mr perfect." Akmal mengeluh.

"Katya salah kali ya? Emangnya beneran yang namanya Sue gundiknya mertua gua?" Hasani jadi ragu.

"Benar!" Tiba-tiba Udin eh Borya nongol.

Akmal, Hasani dan Shin menoleh ke Borya yang tau-tau sudah di dalam kamar hotel mereka.

"Weh, pintu kamar lo rusak?" Shin geleng-geleng kepala.

Borya duduk di sofa depan Akmal dan Hasani yang memandang marah. Borya mengeluarkan pistolnya dan mulai mengelap dengan sapu tangan.

"Gue tahan keberangkatan kapal demi kalian. Jadi jangan marah lagi sama gue!"

"Maksud lu apa ngelap-ngelap pistol? Nakut-nakutin gua?" Hasani memandang sebal pistol di tangan Borya.

"Heh heh heh, berhati-hati tidak pernah salah." Borya nyengir.

"Simpan pistol lo! Gue bukan Yaro yang dulu." Akmal melengos.

"Malah lebih bahaya yang sekarang, kalian masih menuduh gue yang menyetir perempuan kalian?"

"Itu udah pasti! Katya selalu nurut sama elu!" Hasani mulai emosi.

"Ow really? So what?" (Iyakah? Terus kenapa?) Borya menatap Hasani dingin.

"Borya yang selalu nurut sama Katya, lo bego amat sih?" Akmal nyeletuk.

"Katya gak mungkin ninggalin gue! Pasti dia cuma nge-prank." Hasani menghibur dirinya sendiri.

"Gue dateng ke sini bukan mau berdebat soal urusan percintaan kalian! Gue mau bantu menyelesaikan masalah." Borya berdiri lalu memandang ke jendela.

"Yaro! Di mana otak lo? Apa setelah hidup santai lo jadi bego? Saat ini, yang kita perjuangkan sama. Yaitu keselamatan istri lo yang sekarang menjadi buronan. Dia tidak setuju bocah itu dibawa keluar negri, gue benar-benar gak punya pilihan. Kita harusnya kerja sama bukannya malah ribut sendiri."

Akmal menghela napas lalu menghampiri Borya.

"Okay, gue percaya sama lo. Tapi mencari pembunuh mr. Perfect dalam waktu singkat gue gak yakin bisa. Tidak ada petunjuk dari Sue sama sekali. Pikiran gue blank." Akmal mengeluh.

Borya menoleh, "itu karena sekarang lo lembek!"

"Maksud lo?"

"Untuk apa cuma ngambil hape Sue?"

"Nah bener tuh! Menurut gue mending kita culik aja si Sue! Paksa untuk ngaku!" Shin teriak dari tempatnya.

"Correct! Dan satu lagi ..." Borya mengangkat pistolnya dan membidik ke arah jendela.

"Kita bungkam saja polisi yang menjadi saksi!"

"Bunuh polisi?" Hasani menganga.

"Bungkam!"

"Ya bungkam artinya apa?" Hasani masih belom ngerti.

"Polisi itu pasti punya keluarga kan?" tanya Borya.

Akmal menggeleng-gelengkan kepala.

"Tidak! Gue gak mau pakai cara itu. Gue gak mau mengancam Kio dengan keluarganya. Masalah semakin melebar."

"Tapi lu sempet setuju Badran dibawa pergi! Lu lebih mikirin polisi daripada Badran?" Hasani sewot.

Akmal memegang kepalanya pening tidak bisa menyanggah.

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang