Chapter 09

135 27 8
                                    

Suami Kriminal
Chapter 09

Yaroslav langsung ke rumah Nurhala untuk mengambil pesanan.

Dirapikan rambutnya, dilihat kembali gamisnya yang berwarna putih. Shinichi memang pintar kalau disuruh belanja. Ukuran dan modelnya benar-benar pas di badan Yaroslav.

Potongan rambut sederhana namun rapih, sepatunya casual dan simple berwarna hitam dengan kaos kaki pendek berwarna putih.

Yaroslav gak pernah pakai dompet karena dia gak punya kartu apapun. Selalu membawa gepokan uang disaku atau di dalam tas selempang kecil.

Yaroslav mengetok pintu.

Kali ini Nurhala yang membuka pintu.

"Assalamualaikum, ana mau ambil pesanan."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, sebentar ya!" Nurhala masuk kembali dan memanggil Abah yang segera keluar membawakan keranjang-keranjang buah.

"Biar ana bantu, Bah!" Yaroslav langsung masuk ke dalam dan bantu mengangkati, ngarep bisa ketemu Nurhala lagi yang sudah menghilang.

Shinichi muncul memakai gamis warna merah tua.

"Afwan ana telat ya?"

"Ayo cepat bantu Abah!" Yaroslav  mengingatkan. Shinichi buru-buru membantu.

Yaroslav dan Shinichi bolak-balik dari rumah Nurhala ke seberang mengangkati keranjang buah.

Yaroslav berharap Nurhala keluar sehingga bisa mengajaknya ngobrol. Tapi Nurhala sama sekali gak keluar, bahkan pesanan pudding dan salad aja Abah yang membawanya keluar rumah.

Yaroslav gemes banget, susah untuk bertemu Hala. Beneran kudu ditodong pistol, supaya Nurhala mau ngobrol sama dia.

Yaroslav gak tau kalau Nurhala ngintip dari jendela kamarnya.

Baru kali ini Nurhala kepo sama ikhwan. Dia bukannya gak pernah lihat ikhwan bergamis. Hasani juga pakai gamis kalau ke masjid. Tapi entah kenapa ikhwan yang ini bikin dia kepo. Ada yang aneh dengan suaranya yang kalem.

Kakak beradik itu gak mirip di pandangan Nurhala. Kakaknya tinggi, adiknya lebih pendek. Kakaknya rambutnya terpotong tipis dan rapih sedangkan adiknya agak gondrong, poninya nutupin mata dan kuping.

Kakaknya ada jenggotnya sedikit, adiknya mulus banget. Kakaknya selalu pakai gamis putih, adeknya gamis warna warni. Suara kakaknya lembut, adeknya ceria.

Nurhala memegang jidatnya merasa malu. Kenapa juga dia jadi ngintipin ajnabi? Wajahnya memerah.

Yaroslav sesekali melirik ke jendela kamar Nurhala. Dia tahu dengan pasti di mana posisinya karena dia sudah pernah masuk. Jendela itu tertutup rapat dengan tirai berwarna krem. Yaroslav gemes banget pingin mengetuknya dan memanggil namanya.

Semenjak berurusan dengan Nurhala, Yaroslav jadi sering bengong.

Dia udah sering banget ngeliat cewek cantik, Nurhala mah gak ada apa-apanya. Tapi kenapa Nurhala segitunya gak mau kelihatan? Udah kayak cewek jaman penjajahan Belanda aja.

Jaman sekarang semua cewek berlomba-lomba memamerkan kecantikannya. Mengejar like dan komen pujian bermodal foto wajah yang berlapis-lapis dan aplikasi yang menipu. Nurhala wajahnya polos aja, eh tapi kan Yaroslav cuma melihatnya beberapa detik.

Yaroslav mematung sejenak dengan di tangannya terdapat keranjang buah.

Seharusnya semalam dia check isi kamarnya Nurhala. Apakah Nurhala punya alat make up? Selain baju warna hitam ada model yang lain gak? Masa dia harus masuk lagi? Kasihan juga Nurhala kalau digituin terus.

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang