Chapter 37

107 27 17
                                    

Bukan Firaun
Chapter 37

Hasani nangis sambil memeluk lututnya. Dia bisa mendengar semua ucapan Nurhala dari tempatnya.

"Has! Jangan nangis napah! Bukannya lu udah move on dari Nur? Kok masih aja kagak kuat sih lu? Kita pan punya iman Has, kagak boleh berlebih-lebih dalam mencintai orang, apalagi bukan yang halal." ikhwan C menasihati.

"Iya sih Has, gua pan jadi pengen nangis juga liat lu begini, kagak tega gua!" ikhwan A ikut memijit-mijit pundak Hasani.

ikhwan B mah udah mewek juga sambil pura-pura batuk pilek.

Katya menghampiri jongkok depan Hasani. Ikhwan ABC mundur semua hampir aja ngedudukin muntah Hasani.

"Duh kesian banget sih kamu kyut! Tapi gue jadi iri, belom pernah ada cowok yang nangisin gue sampe begini."

"Mpok, matanya kok biru? Mpok, bule ya?" tanya ikhwan B.

"O'on luh, Dran, masa bule kulitnya item. Eh maap Mbak, bukan maksudnya ngatain ya." ikhwan A buru-buru menta maaf.

"Kalian Indonesia banget sih? Memangnya cewek cantik gak boleh item ya?" Katya cemberut imut.

"Boleh dong, Mbak! Asal bukan istri gua, eh." ikhwan A menggigit bibirnya.

"Mpok cakep kok Mpok, cuma agak serem aja sih sekilas kayak Anabelle." ikhwan B muji atau nyela sih?

"Astaghfirullah, kalian ya? Jangan godain tante-tante!" ikhwan C murni dengan niat yang lurus menasihati.

"Enak aja, gue bukan tante-tante, umur gue baru delapan belas tahun." ucap Katya kesel.

"Haah? Masa?" Ikhwan ABC gak percaya barengan.

Hasani mengangkat kepalanya, dia sudah berhenti nangis.

"Aku bilang juga apa, kyut. Kamu jadinya masuk angin kan? Disuru tuker baju gak mau sih." Katya seneng banget gangguin Hasani.

"Mpok, kok kalo sama Hasan ngomongnya aku kamu?" ikhwan B pake nanya.

"Kan kita pacaran hihi."

"Haah, masa?" Sekali lagi ikhwan ABC gak percaya barengan.

"Mbak, tolong lepasin tangan gua!" Hasani memperlihatkan tangannya yang masih terborgol di ranjang.

"Eh iya lupa." Katya mengambil kuncinya dari kantung celana dan membukakan borgol di tangan Hasani.

Hape di saku Katya berbunyi, dia mengangkatnya lalu wajahnya pucat pasi.

"Shiiin! Check Yaro sama bininya udah sampe mana? Polisi sedang menuju ke sini."

Shinichi yang dari tadi bengong aja di belakang pintu langsung lari keluar.

Dilihatnya Yaro duduk di motor, Hala sedang menyetarter.

"Yaroooo! Polisi otw!" Selagi Shinichi memberi peringatan, terdengar sirene mobil polisi mendekat.

"Hala! Masuk! Pergi dari pintu belakang! Shin, tunjukin semua orang jalan kabur! Pistol bawa pergi!" Yaro melempar pistol ke Shinichi yang menangkapnya sigap.

"CEPAAAAT!" Yaro berteriak kenceng banget.

Suara sirene semakin mendekat. Lampu-lampu mobil menembus halaman.

Hala mulai bergerak namun berhenti dan menoleh, "Bang Akmal?"

"Shin, seret Hala cepaaat! Hati-hati tapi, dia lagi hamil!" Yaro sekarang neriakin Shinichi.

Dalam sepersekian detik Shinichi menarik tangan Nurhala menyeretnya masuk.

"Bang Akmaaaal! Shin Bang Akmal gimana?"

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang