Chapter 38

120 24 38
                                    

Bukan Firaun
Chapter 38

Malam Pertama

Nurhala ingin bangun dari ranjang namun dia malu. Bersembunyi di balik selimut mendengarkan suaminya bercerita tentang segala hal.

Dia tidak berani menyelak, walau badannya terasa kaku, khawatir dengan apa yang harus dia lihat dibalik selimut.

Di saat Nurhala sibuk memikirkan hal remeh temeh, suaminya mulai pelan suaranya.

"Jadi gitu deh, akhirnya Shin mau belajar berenang. Lagian aneh aja, cowok kok gak bisa berenang. Hala, kalau anti bisa berenang?" tanya Yaro sambil memunggunginya.

"Gak bisa. Soalnya Abah gak bolehin saya pergi ke kolam renang."

"Nanti belajar berenang sama ana ya!"

"Iya."

Hala menunggu suaminya ngomong lagi, tapi tidak terdengar suara apa-apa.

Ditunggu beberapa saat, tetap tidak bersuara.

Hala memegang punggung suaminya dengan telunjuk. Tidak merespon.

"Bang? Mandi dulu, Bang!" Hala berbisik. Tidak ada jawaban, malah terdengar suara napas halus.

Jiaaah dia molor. Gimana sih Yaroslav neh? Malam pertama dah molor aja, padahal cuma baru ganti satu lampu. Salah sendiri, honeymoon kok naek gunung? Capekaaan?

Hala berdiri dan menyalakan lampu baca. Diambilnya tisyu dan mulai mengecek sprei.

Dia ogah meninggalkan jejak. Setelah memastikan aman-aman aja, barulah Nurhala ke kamar mandi untuk mandi janabah.

Enaknya mandi air panas. Nurhala baru sekali itu masuk hotel karena Abah tidak pernah mengijinkannya pergi menginap, walau acara sekolah sekalipun.

Setelah puas bermain air, Nurhala keluar kamar mandi telah lengkap memakai pakaian tidur. Sambil mengeringkan rambut dengan handuk, Nurhala melirik suaminya.

Hampir saja Nurhala berteriak karena selimut suaminya telah berserakan di lantai.

Nurhala membalikkan badannya. Dia tidak pernah melihat badan suaminya sejelas itu sebelumnya, bahkan pada moment pertamanya, suasana gelap hanya ada sedikit cahaya dari jendela.

Nurhala mendekat sambil berusaha gak melirik, tapi susaaaaah. Walau dalam hatinya ada suara. Kan boleh, emang kenapa? Lihat aja sih! Lihat yuk! Tapi tetep aja Hala merasa rendah banget. Hala mengambil selimut yang terjatuh, berniat menyelimuti suaminya. Kasihan kan kedinginan.

Di saat dia mengambil selimut, suaminya berbalik. Hala yang sedang jongkok di lantai menutup mulutnya hampir aja teriak.

Kelihatan jelas depan matanya semua-semua.

Herannya Hala tidak memalingkan wajahnya, entah terpana entah shock.

Hala mengingatkan dirinya untuk segera menyelimuti suaminya dan berhasil menggeser pandangannya beberapa derajat.

Saat itulah Hala melihat.

Melihat sesuatu yang membangkitkan memory.

Di kaki suaminya dekat lutut ada bekas luka.

Persis sama posisinya dengan luka tembak rampok narsis yang menodongkan pistol ke jidatnya. Saat itu Hala melihat dengan jelas luka tersebut ketika sirampok mengobati lukanya.

Keluar semua ingatan yang tersimpan.

Adegan rampok yang wajahnya tertutup stocking hitam.

"Nama lo siapa?"

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang