Chapter 67

88 19 14
                                    

Bukan Firaun
Chapter 67

"Yaroooo, miss youuuu!" Katya menjulurkan tangannya ingin memeluk, Akmal mundur sedang Hasani menahan kaos Katya seperti memegang anak kucing. Shin nyesel gak ngambil foto. Borya berjalan ke arah rumah pohon dan memuji, "nice idea, Yaro!"

Akmal tengak tengok ketakutan, "masuk cepaaat!" Akmal memberi perintah.

"Aduh langsung aja nih? Entar sakit." Katya becandanya iiiih.
Terlihat Hasani hampir mencekek Katya. Akmal tidak menunggu lagi langsung menggiring mereka semua masuk ke kantornya yang kecil.

Ikhwan ABC tertegun melihat Hasani dan gerombolannya.

"Mamaaah!" ikhwan B memanggil Shin.

"Hei Badran! Ahsan, Olil! How are you?" Shin menghampiri lalu saling memberi salam.

"Ahsan, Badran, Olil, boleh gak ana minta kalian keluar dulu?" Akmal meminta.

Ikhwan ABC keluar dihadang Hasani di pintu yang mengulurkan bungkusan, "nih oleh-oleh!" ucap Hasani singkat.

"Buat siapa?" tanya Ahsan sambil malu-malu.

"Buat kalian bertiga."

"Ngobrolnya nanti aja! Ayo cepat keluar!" Sudah lama Akmal tidak merasa setegang itu dalam hidup. Sepertinya ngerampok jauh lebih santai daripada harus berantem sama istrinya.

"Jazaakallah khairan." Satu persatu ikhwan ABC berterima kasih lalu keluar.

"Wajazaakallah khairan." Jawab Hasani sambil didorong Akmal masuk ke dalam ruangan. Pintu dikunci. Yang mengarah ke jalan juga dikunci, baru Akmal meledak.

"Ngapain kalian berdua ke sini?" Katya dan Borya yang disemprot.

"See! Yaro pasti marah." Katya menggigiti jarinya sok imut sedang Borya mengamati seisi ruangan gak peduli dengan kemarahan Akmal.

"Jadi gini Mal ... " Belum juga Hasani menyelesaikan kalimatnya terdengar suara Hala di luar.

"Lho kalian ngapain ada di sini?"

"Ada temen-temen Bang Akmal, Nur!" Terdengar Ahsan melapor.

Akmal buru-buru mendorong tamu-tamunya keluar melalui pintu ke arah jalan, "kita ngobrol di luar aja! Kalian cari tempat, nanti ana nyusul."

Tanpa menunggu jawaban Akmal menutup pintu, menguncinya lalu keluar lewat pintu belakang.

"Hala? Ada apa?" Akmal berusaha mengatur napas.

"Gak ada apa-apa, saya cuma mau mengantarkan cemilan buat kalian semua." Hala menunjukkan nampan yang dia bawa. Akmal mengambilnya lalu meminta ijin.

"Ana pergi ya abis ini. Ada urusan kerjaan." Akmal gak bohong, kan katanya gerombolan siberat itu memang mau kerja sama.

"Iya, Bang."

"Nur, nih dari Hasani!" Badran memberikan sekotak kue. Nurhala memandang jijik seakan-akan itu kecoak.

"Jangan dimakan apa-apa yang dari Hasan! Subhat." Hala mengingatkan.

"Hah, emang kenapa?" ikhwan C bertanya.

Akmal sekarang menarik istrinya ke arah rumahnya sambil berbisik, "Hala apaan sih?"

"Lho saya kan cuma mengingatkan mereka agar berhati-hati menerima barang yang dibeli dari uang haram."

"Haram?"

"Kalau Hasani kenal Katya dan Shin, bisa dipastikan dia ikut mereka selama ini. Berarti dia merampok, berarti semua uangnya haram. Menerima pemberian dari hasil rampokan juga gak boleh, masuk kategori ta'awun dalam keburukan. Saya khatam urusan ini, Bang! Mengingat ... "

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang