Chapter 40

117 30 23
                                    

Bukan Firaun
Chapter 40

Beberapa hari kemudian, Yaro mengusir kebosanan dengan duduk di sel-nya sambil ngaji. Selama dua bulan menikah, lumayan bertambah hapalannya. Jadi dia murajaah.

"Eh guguk!" (Sebenernya dalam bahasa asli, tapi takut pembaca pingsan dengernya.)
Tahanan satu sel memanggil Yaro.

"Bisa diem kagak lu? Brisik banget lu dari tadi." Orang itu baru aja masuk sel, sedang yang lain udah gak ada yang berani gangguin Yaro.

Yaro terus aja ngaji sambil menghadap dinding tidak peduli.

"Polisiiii! Suruh diem napa nih orang! Brisik banget!" Tahanan burik dari ujung rambut sampe ujung kaki ngadu manja.

Polisi yang jagain dari jauh menoleh dan teriak.

"Biarinin aja dia ngaji daripada bikin ulah." Polisi muda itu cuek aja.

Si burik gak terima dicuekin lalu menendang punggung Yaro.

"Eh Guk! Diam kagak lu!"

Semua langsung nonton gak sabar pingin liat Yaro bakal ngapain.

Yaro yang sekarang kepalanya botak plontos memegang punggungnya. Akhirnya dia berhenti ngaji.

"Asssh jadi lupa kan ana udah sampe mana tadi." Yaro misuh-misuh.

"Ngaji lu kagak enak! Diem lu, Guk! Gua mau tidur jadi gak bisa."

Tanpa berdiri, Yaro menggunting kaki si burik dengan kaki kirinya yang tidak luka. Si burik terjatuh.

Yaro loncat mendudukinya lalu mencekek lehernya.

"Makanya ana latihan biar enak ngajinya. Biar nanti kalo ketemu bini lagi ada kemajuan. Antum jomblo ya?" Apaan sih Yaro asal tuduh?

Polisi dateng dan memukul jeruji.

"Hasani! Jangan bikin ulah!" Polisi muda itu memperingati.

Yaro berdiri dan memberi hormat.

"Siap Bos! Abis dia iri aja ana udah punya bini."

"Cakep gak Bang, bininya?" Ada yang nanya.

"Antum gak liat muka ana? Mana mungkin ganteng kek ana bininya jelek?" Yaro menunjuk mukanya narsis. Yang laen manggut-manggut setuju.

Si burik gak terima, ingin menubruk Yaro yang gesit mengelak.

"Aduh, tiap masuk penjara mesti aja ada yang mau meluk. Susahnya jadi orang ganteng." Yaro mengedipkan matanya jail.

Polisi memukul jeruji lagi sambil berteriak, "kalo masih bikin ulah terus, gak ada makanan buat hari ini!" Si burik langsung duduk ngambek.

"Bos! Masa cuma gak dikasi makan? Biasanya disiksa Bos!" Yaro ngeledek.

"Kebanyakan nonton pelem ah situ." Polisi muda ngeles.

"Bang Hasan emang pernah disiksa polisi ya?" tanya yang laen.

"Gak sih, tapi polisi yang ngincer pantat ana banyak." Yaro makin kurang ajar.

"Hasani! Dikasih hati jangan minta jantung!" Polisi muda mengancam.

"Ah Bos, gitu aja marah!" Yaro melambai-lambai.

"Orang gila!" Si burik mendesis.

"Daripada burik." balas Yaro.

Seorang polisi yang lebih tua masuk dan berbisik ke polisi muda, setelah itu keluar lagi.

Polisi muda berteriak dari balik mejanya.

"Hasani! Tuntutan kasus sudah ditarik, sebentar lagi kamu bisa keluar!" ucap Polisi itu sambil tersenyum.

Yaro langsung sujud syukur dan mengucap alhamdulillah.

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang