Chapter 55

102 21 26
                                    

Bukan Firaun
Chapter 55

"Kalaaa, kamu hebat! Lagi coba! Pa ... pa! Ayo Pa .. pa!"

"Hasaniiiii!" Hala mencoba mengambil putrinya namun Hasani berdiri dan menjauh sambil terus ngajak ngobrol Khaulah.

"Anak Papa memang extremely cute, pinter maximal, ngegemesin total, iiiih cubit ya! Cubit ya!"

"Pa ... Pa ... Pa ... " Khaulah melonjak-lonjak girang.

"Hasaniii! Siniin gak, Khaulah!"

"Cium dulu!" Hasani menunjuk pipinya.

"Astaghfirullah, Hasani! Kurang ajar kamu ke saya!"

"Astaghfirullah, Nur! Siapa yang minta cium ke elu? Gua minta cium ke Kala, astaghfirullah ngeres amat pikiran lu ya? Ummahat macam apa ini?"

"Hasaniiiii! Bohong kamu!"

"Jadi maunya gimana? Bilang aja sih kalau mau nyium. Mumpung si Kumal gak ada, Nur." Hasani menyodorkan pipinya.

"PLAK!" Hala menampar dengan segenap jiwa.

Hasani memegang pipinya sambil nyengir.

"Haaa, ganas banget emang ciuman lu, Nur! Lagi dunks!"

Hala balik lagi dan berjalan cepat menuju rumahnya. Suaminya sudah rapi dengan kurta lengan pendek warna hitam.

"Abang bilang Hasani sudah berubah? Lihat dia gangguin saya lagi! Dia kurang ajari saya! Saya gak mau lagi berurusan dengan dia! Ambilkan Khaulah dari tangan dia! Gak redho saya dia memegang Khaulah! Pokoknya saya tidak redho."

"Kurang ajar gimana?"

"Pokoknya kurang ajar! Cepat ambilkan Khaulah! Cepaaat!" Hala mendorong suaminya keluar.

Akmal menuruti keinginan Hala dan bergegas menghampiri Hasani.

"Vlad! Antum ngapain lagi sih? Kenapa Hala jadi marah-marah?"

"Meneketehe? Lagi pms kali?" Hasani cuek aja sambil jalan bolak balik mengayun-ngayun Khaulah di tangannya.

"Kala haus? Haus ya? Bentar! Aku ambilkan minum ya!" Hasani berjalan masuk ke dalam.

"Sini biar ana aja, Has!" Akmal menawarkan diri.

"Gak papa, biar gua aja! Gua seneng sama anak lu, Mal! Gak cengeng." Dengan satu tangan, Hasani mengambil air ke dalam gelas plastik lalu meminumkan ke Khaulah.

"Pelan-pelan minumnya biar gak keselek! Naah! Pinternya kamu tuh, Kala! Kamu luthu banget sih? Kamu buat aku aja ya?"

"Has, ayo ikut ana ketemu broker!" Akmal mengajaknya.

"Emang gua bagian apa sih sebenernya?" tanya Hasani mengelap mulut Khaulah dengan tisyu lalu menepuk-nepuk punggung Khaulah setelah minum.

Akmal bingung sebenarnya, karena semua posisi sudah terisi.

"Asisten ana gimana?"

"Pembantu maksud lu?"

"Asisten, Has! Tangan kanan!"

"Bagian lu suruh-suruh?"

"Bukan gitu!"

"Trus gimana?"

"Seperti antum dan Borya."

"Ya iya, gua bagian disuruh-suruh kan sama Borya."

"Antum bikin kesan ana sok ngebos."

"Lu aja sensi. Laki bini sama sensinya."

"Maksud ana bukan gitu, ana gak mau antum merasa gak nyaman."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang