Chapter 04

145 30 3
                                    

Bukan Firaun
Chapter 04

Yaroslav mengutuk dirinya dalam hati, dia bukannya cepat-cepat menyelesaikan urusan, malah kejebak di situ.

Hasani membuka pintu pagar dan mendekat, tadi dia mau berangkat kuliah, sengaja lewatin rumah Nurhala berharap bisa ketemu.

"Nur? Lu ngapain pake emas segitu banyak?" Hasani ngeliatin emas-emas yang menggantung di leher, tangan, belum lagi yang berserakan di lantai.

"Gak papa." Nurhala cuma bisa menjawab gak jelas.

"Lu siapa?" Hasani bertanya judes ke Yaroslav.

Yaroslav menyender ke dinding sambil bersedekap.

"Lo sendiri siapa?" tanya Yaroslav cool.

"Gua calon suami Nur." jawab Hasani tegas.

Nurhala menoleh ke Hasani slow motion.

"Emang?" tanya Nurhala datar.

"Waktu itu lu bilang iya kan, Nur?" Hasani jadi keliatan dongo.

Yaroslav ngakak.

"Wkwk ga diakuin, poor you!" (Kasihan deh lo!)

Hasani mendekat ke Hurhala.

"Jadi waktu itu lu jawab boleh maksudnya apaan, Nur?" Hasani jadi sedih.

"Kapan?" Nurhala udah lupa, kejadiannya sudah berbulan-bulan yang lalu.

"Jadi selama ini lu gak anggap gua calon suami?"

"Hah jadi selama ini lu anggap gua calon istri? Seriusan?" Nurhala malah nanya balik.

Yaroslav menutup mulutnya nahan ketawa.

"Ya Allah, Nur, gua kan udah bilang kasi waktu setahun, nanti baru gua datengin Abah. Gua juga bilang sekarang selain kuliah juga serius ngurusin usaha Bunda. Lu iya-iya aja, gua kira lu udah paham maksudnya."

"Ya Allah, gua kira lu mau ngajakin Abah usaha. Ya Allah, gua kira kan lu cuma lagi curhat biasa." Nurhala bego banget ya?

"Ya Allah, Nur, kan waktu itu gua bilang gua aja yang jadi suami, lu jawab boleh kan?" Hasani mulai depresi.

"Masa? Gua kok gak inget ya?"

"Yang waktu itu lu baru aja pake cadar, Nuuur!" Hasani mulai histeris.

Yaroslav juga mulai histeris ngakaknya.

"Bisa diem gak lu?" Hasani marah diketawain Yaroslav.

"Ini semua apa, Nur? Dia ngasi lu emas?" Hasani teringat kecurigaannya.

Yaroslav langsung mengumpulkan sisa emas di lantai, memasukkan ke dalam kaleng dan menyodorkannya ke Nurhala.

"Nih semuanya buat elo."

Hasani pucat melihatnya dan membalikkan badannya lalu pergi dengan langkah-langkah panjang.

"Hasaaan! Hasaaan tungguuu!" Nurhala mengejarnya namun Hasani keburu menghilang.

Yaroslav geli banget melihatnya. Dia ngakak tak terkendali.

Sedang Nurhala mulai merayap di tanah lagi dengan sekop di tangan yang penuh gelang emas dan cincin. Kalung dia lepas dan dimasukkan ke dalam saku.

Yaroslav mengambil box buah dan menaruhnya di tengah-tengah halaman. Dia duduk di situ bagai mandor.

"Emangnya lo umur berapa sih, Hala?" tanya Yaroslav sambil menopang kaki di atas lutut.

"Dua puluh."

"Yang tadi?"

"Sama, kita seangkatan."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang