Bukan Firaun
Chapter 105Akmal dan Hasani ke Masjid untuk shalat berjamaah.
Shin dan Borya tidak mau ikut, memilih keliling kampung untuk memetakan area. Konon otak kriminal memang gitu, mereka selalu harus tau peta. Mungkin supaya bisa tau kudu kabur ke mana kalau dikejar polisi wkwk.Selesai shalat, Akmal dan Hasani berjalan pulang.
"Gua bersyukur banget gak jadi ke Thailand, Mal." Hasani mengaku.
"Tapi jangan remehkan keadaan sekarang!" Akmal mengingatkan.
"Setidaknya satu masalah gua sudah selesai, sekarang gua sudah halal dengan Katya."
"Abah sama kakak lo kapan mau dikasi tau soal katya? Abah tadi agak keberatan kalo kalian tinggal di rumah seberang. Gak bisa lama-lama begini, Has." Akmal mengingatkan.
Hasani berhenti dan jongkok di pinggir jalan. Dia memegang kepalanya yang botak.
"Lu harusnya ngerti kenapa gua bawa Katya ke rumah lu, Mal! Gua berharap dia bisa hijrah seperti lu juga. Masa lu gak pingin sih liat Katya hijrah?" tanya Hasani sedih.
Akmal ikut jongkok di samping Hasani.
"Gue lebih pingin lihat lu kembali."
"Tapi gua gak bisa tinggalin Katya. Dan jangan tuduh gue terkena rayuan perempuan. Jangan tuduh gua seperti itu! Gua gak sehina itu, Mal! Gua gak sehina itu." Hasani mengeluh. Akmal menyentuh pundak Hasani.
"Ya gue tahu. Lo ngotot menikah bukan sekedar melegalkan zina. Tapi lo memang berniat betul memperbaiki Katya. Tapi ..."
"Tapi apa?" Hasani menoleh.
"Apa lo sendiri sudah kuat? Apa lo sendiri sudah mampu menjaga agama sendiri? Yang ada lo terus kebawa Katya."
"Lu sendiri gak pernah ninggalin gua, Mal?"
"Karena gue yakin lo sudah punya dasar. Lo cuma perlu kekuatan aja. Tapi kalo Katya itu nol. Dia itu ... "
"Allah Maha membolak-balikkan hati." ucap Hasani ngotot.
"Has, gue gak bermaksud nyuruh lo untuk menyerah. Tapi lo sendiri harus kuat kalau ingin mengajak orang lain ke jalan yang benar. Lo sendiri harus ikhtiar lebih. Gue setuju kalau saat ini kesempatan buat kita berdua untuk mengalihkan perhatian mereka semua. Gak cuma Katya, tapi juga Shin dan Borya. Ayo kita lakukan bareng-bareng!"
"Gua kan sudah ikhtiar, Mal. Gua gak minum khemer lagi. Gua gak ngerokok. Sudah lama gak ikut project kriminal kecuali cherry project, itu juga dalam rangka nyamar. Gua kejar halalnya hubungan dan gua usahakan langkahkan kaki ke Masjid. Lu mau gua gimana lagi?" tanya Hasani.
"Serahin duit lo ke gue! Biar gue pake buat project IA. Katya walaupun anak konglo gak pernah tinggi life style-nya, gak akan susah ngehidupin dia sih. Katya diajak tidur di jalanan juga bisa. Lo kerja bareng gue aja! Mau kan?"
"Iya mau gua emang gitu, Mal. Bahkan ..."
"Bahkan apa?"
"Biar aja Katya jadi buronan, kita gak usah berbuat apa-apa soal itu."
"Maksud lo?" Akmal sekarang yang gak ngerti.
"Biar Katya jadi susah bergerak. Biar dia bersembunyi terus. Gua pingin Katya pakai cadar."
"Haaa? Jangan dulu! Itu tahap terakhir. Gak kumat aja udah syukur kalau Katya." Akmal realistis.
"Ya tapi kan moment-nya pas, Mal. Katya wajahnya sudah dikenali masyarakat, memang harus ditutupi."
"Dia bisa jadi cowok."
"Loh kok gitu, Mal? Tasyabuh birrijal." (Tasyabuh birrijal : mengikuti laki-laki haram hukumnya.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?