Chapter 54

105 21 18
                                    

Bukan Firaun
Chapter 54

"Jangan asal bicara, Has!"

"Kenapa? Lu takut ketahuan Nur? Tenang aja, gua gak bakalan kasih tahu. Lagian dia palingan juga nerima. Dia kan nerima lu apa adanya." Hasani terus berjalan tak peduli dengan Akmal.

"Ana gak pernah ada apa-apa dengan Katya. Dia sudah seperti kakak buat ana."

"Iye, Mal, iyeee." Mereka berdua sampai di motor.

"Ayo pulang! Gua capek, mau tidur."

"Nginep sini aja, Vlad!" Akmal menarik Hasani kembali ke dalam rumah.

"Tidaaaak! Pantat gua masih perawan." Hasani teriak.

"Ayo, Has! Ceritain selama ini ngapain aja!"

"Maksud lu?" Hasani menarik tangannya. Akmal berhenti dan menoleh.

"Vladislav, pengalaman antum selama dua tahun ini pasti sudah banyak. Bagi-bagilah ceritanya! Di dalam masih ada baju lama. Mending tuker baju dulu!"

"No way, ngeri gua cuma berduaan sama lu!" Hasani menutup dadanya dengan tangan.

"Antum udah bisa becanda, berarti antum sudah gak marah lagi sama ana."

"Siapa yang marah? Bukannya elu tadi yang marah karena gua ngisengin sampah?"

"Hei Vlad, antum benar, banyak orang beragama merasa paling benar. Antum mau mencontoh mereka? Merasa paling benar juga sehingga bebas saja mempermainkan nyawa orang?"

"Ow come on, kita semua tahu, genk motor itu suka tawuran, bully-ing, mainan sajam, miras, narkoba, sex bebas, sampai ngebegal. Kenapa memangnya kalau sekali-kali kita kerjain? Gua yakin kalau masuk berita, respon masyarakat akan seneng."

"Gak semua anak genk motor sehancur itu. Makanya ana dan teman-teman datang ke sana sebelum polisi datang untuk melindungi akamsi yang cuma ikut-ikutan. Banyak di antara mereka yang cuma mencari jati diri aja, kurang lebih sama kayak antum kan?"

"Enak aja! Gua gak sehina mereka ya! Gua gak bikin resah masyarakat umum. Gua ... "

"Iya, iya, hanya berurusan dengan kelas atas yang kita semua tahu mereka kaya dari hasil meresin orang kecil. Aaash, itu pikiran ana dulu. Makanya, Vlad! Ayo deh! Ana pingin denger cerita-ceritanya." Akmal menarik Hasani sekali lagi.

Hasani tetap menarik tangannya.

"Okay-okay, tapi gak usah pegang-pegang! Geli gua." Hasani lalu berjalan mendahului Akmal menuju ke dalam.

Akmal pun mengikuti. Mereka menginap di sana malam itu. Akmal merubah strategi. Dia tidak lagi memaksa Hasani untuk berubah. Dia ingin berteman terlebih dahulu.

Apakah strateginya berhasil?

*

Beberapa hari kemudian.

Kasus penembakan anak genk motor sempat meramaikan media. Namun benar prediksi Hasani. Netizen rata-rata nyukurin dan mendukung aksi penembakan itu. Kio, intel yang biasa koordinasi dengannya bolak-balik bertanya.  Akmal terpaksa pura-pura tidak tahu.

Shinichi berpamitan kembali pergi. Akmal mengantarkan ke Bandara udara Sukarno Hatta.

"Bang Akmal!" Shin suka sok imut ngaku-ngaku jadi adik.

"Pokoknya gue udah ngingetin ya! Vlad itu sudah gak sama dengan Hasani. Kurang kerjaan banget lo ngurusin dia."

"It's okay, Shin! Ana akan ikhtiar dulu. Ana juga masih berharap antum mau tetap stay dan kerja bareng ana."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang