Bertengkarnya Kakak Beradik (revisi)

2K 94 4
                                    

Vero menatap kepergian gadis yang sedari tadi ia ikuti diam diam dengan pandangan nanar. Ternyata apa yang dikatakan Keesha memang benar. Selama ia pergi, gadisnya itu telah berhasil menjatuhkan hatinya pada pria lain.

"Kamu berhasil Sha. Kamu berhasil buat kakak ngerasain rasa sakit yang lebih dari yang udah kakak alamin," lirihnya pelan dengan tangan mengepal kuat menahan rasa yang menggerogoti hatinya.

Untuk hal ini ia tidak bisa menyalahkan Keesha. Jelas bisa ia lihat bagaimana tatapan pria yang ia lihat tengah menghadang Keesha tadi, bagaimana cara ia memperlakukan Keesha, memberinya berbagai macam pertanyaan sampai sedetail jaket pun sama persis seperti sikap yang sering ia layangkan pada Keesha selama ini.

"Kakak gak bisa larang kamu Sha. Itu pilihan kamu, semoga jadi kebahagiaan kamu," gumamnya pelan. "Tapi jelas untuk saat ini kakak belum bisa mengikhlaskan orang yang selama ini kakak perjuangkan."

Vero diam dengan mata merah menahan tangis. "Maafin kakak kalo kakak terpaksa harus ngambil jalan yang salah demi cinta kakak ke kamu, Sha."

***

"Loh kok jadi sama Keesha?" tanya Wilda saat Edgar kembali dengan kresek ditangannya juga Keesha yang tengah menggendong Anin mengikutinya dari belakang.

Edgar sedang malas bicara. Tanpa menjawab ia langsung melengos pergi ke dapur guna menyimpan belanjaannya.

Melihat itu sontak Rio dan Wilda mengernyit bingung. Pandangan mereka beralih pada Keesha yang masih berdiri kikuk.

"Kalian berantem?" tanya Wilda sambil berjalan mendekat kearah Keesha.

Ditanya to the point seperti itu jelas membuat tubuh Keesha panas dingin, bingung harus menjawab bagaimana.

"Emm enggak kok, tan. Itu tadi cuma masalah kecil aja soalnya Edgar ngeliat aku ke supermarket malem malem gini sendirian. Mungkin Edgar khawatir," sahutnya dengan senyum yang dipaksakan.

Mendengar itu langsung saja Rio dan Wilda tersenyum percaya.

"Om kira ada apa."

Keesha hanya tersenyum.

"Sini biar Anin tante tidurin dikamarnya." Wilda merentangkan tangannya guna menggendong anak bungsunya itu.

"Lagian kamu kenapa malem malem gini keluar sendirian? Kan Edgar bisa kamu suruh buat beliin," ujar Rio tiba tiba membuat Wilda yang masih menepuk nepuk Anin dengan pelan karna sempat menggeliat terganggu akibat pergerakan tadi. "Punya pacar tuh harus dimanfaatin, Sha." lalu Rio tertawa setelah mengatakannya.

Mau tidak mau Keesha ikut tertawa mendengar jokes garing calon Papa mertuanya itu. "Tadinya mau beli keperluan pribadi sih om. Gak enak kalo Edgar yang harus beliin."

"Tapi dari pulang sekolah tadi Edgar kayak uring uringan terus gak tau kenapa. Tante kira emang lagi selek sama kamu."

Mendadak Keesha tergagap mendengarnya.

Edgar uring uringan sejak tadi? Apa karna dia pulang bareng Adrian? Atau gara gara dia tidak memberinya kabar sama sekali?

Baru saja Keesha membuka mulutnya, berniat menyahuti ucapan Wilda. Tiba tiba pandangan ketiganya teralihkan saat Edgar kembali dari dapur dengan minuman kaleng ditangannya.

Kayaknya sih mau ke kamarnya, soalnya dia naik ke atas.

Wilda kembali menatap Keesha. "Gih sana susulin. Bujuk biar gak ngambek lagi," godanya sambil tersenyum.

Keesha tidak boleh menyia - nyiakan kesempatan itu. Ia harus segera menenangkan Edgar malam ini juga. "Yaudah tan, om, Keesha izin ke atas ya."

Serempak Wilda dan Rio mengangguk.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang