Masih Berharap (revisi)

880 41 5
                                    

Vero masih menunggu. Dengan perasaan campur aduk ia terus melirik kearah pintu dibelakang tangga. "Kenapa Alvin lama banget manggil Keesha nya."

Sembari terus mengangkat tangan guna melihat jam yang tertera ditangan kirinya. "Udah sepuluh menit gua disini," gumamnya.

Saat ia mengangkat pandangannya, detik itu juga ia langsung berdiri sambil tersenyum melihat kedatangan Sandra dan Andreas.

"Assalamu'alaikum tante, om." ia menciun tangan keduanya bergantian.

"Waalaikumsalam," sahut keduanya hampir berbarengan.

"Tumben pagi pagi begini kamu kesini," canda Sandra yang seketika ia rutuki.

Tumben katanya. Yaiyalah kan kemarin kemarin Vero masih koma. Gimana sih.

Vero yang sadar hanya tertawa kikuk. "Iya, tan. Maaf ganggu pagi pagi gini."

"Iya emang ganggu," geurutu Keesha pelan.

Keesha, Arka dan Alvin tengah mengintip dibalik lemari dapur yang menyamping kearah ruang depan. Entah apa gunanya mereka mengendap seperti maling. Yang pasti Keesha misuh misuh ditempat membuat Arka diam diam menoyor kening adiknya pelan membuat Keesha sempat melayangkan umpatan "Tai." lalu kembali fokus ke depan.

"Takut Keeshanya keburu berangkat sekolah," lanjut Vero.

"Kamu mau ketemu Keesha?" tanya Andreas.

"Iya, om. Keeshanya belum berangkat?" tanyanya harap harap cemas.

"Masih dibelakang. Belum selesai makan kayaknya."

Baru saja Sandra berucap demikian, tiba tiba Keesha keluar dari peradaban. Diikuti oleh Arka dan Alvin yang ketiganya sudah siap dengan outfit masing masing.

Arka dengan kaos kuning dibalut kemeja kotak kotak merah hitam putih dengan sedikit campuran warna abu abu yang sengaja kancingnya ia buka semua. Dipadu dengan celana hitam dan sepatu jordan serta tas yang ia sampirkan disebelah pundaknya.

Alvin dengan seragam putih birunya yang ia balut dengan jas almamater berwana abu tua.

Dan Keesha, kalian sudah tau bagaimana penampilannya tadi. Author males ngetik lagi.

"Nah itu dia anaknya dateng," ucap Sandra.

Diam diam Vero terkesima melihat penampilan Keesha yang berbeda dengan Keesha-nya yang dulu ia kenal. Dulu gadisnya itu tak begitu memikirkan penampilan. Sweater berbahan kaos dengan jeans adalah outfit andalannya.

Tapi sekarang ia berbeda.

Melihat tatapan Vero dan Keesha yang terlihat ada sesuatu yang belum tuntas, akhirnya Andreas berdeham pelan. "Kalian ngobrol aja ya. Om mau berangkat kerja."

Vero tersadar. "Oh iya, Om. Hati hati dijalannya," ucapnya sambil tersenyum.

Andreas hanya balas dengan tepukan dipundak. Lalu ia berjalan ke depan rumah.

Jika boleh jujur, Andreas dan Sandra sempat membicarakan hal ini saat malam kedatangan Vero ke rumahnya waktu itu. Dan tentu saja Andreas cukup kecewa pada Vero, terlebih pada keluarganya yang seakan menutup semua akses informasi tentang Vero.

Karna hal itu sempat membuat mental Keesha terganggu akibat trauma akan kejadian yang menurutnya adalah salahnya sendiri.

Tapi ia juga tidak tau alasan dibalik semua ini. Kenapa sampai harus disembunyikan dari Keesha dan semua orang bahkan Adrian pun selalu memberi kabar yang mang-mang membuat semua mengira Vero sudah tiada.

"Tante anter Om Andre dulu ya," pamit Sandra.

Vero mengangguk sopan. "Iya, tan."

Akhirnya di dalam tersisa Keesha, Arka dan Alvin yang sama sama bingung harus berbuat apa.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang