Kisah yang Sebenarnya

552 42 2
                                    

5.500 words nih guys hehe jangan lupa baca cuap-cuap author ya di akhir cerita

Happy reading!!!

Sudah satu minggu Dhita dirawat dirumah sakit. Hari ini Dhita dan bayinya sudah bisa pulang ke rumah membuat Andi, Arka dan Keesha sibuk membereskan semua perlengkapan milik ibu dan bayi itu. Hari ini Alvin tidak ada karna ia ada acara classmeet disekolahnya. Semacam perlombaan setelah mereka melakukan ujian akhir taun.

Edgar juga katanya ada urusan. Mungkin ia akan ke rumah Keesha siang atau sore setelah urusannya selesai.

"Obatnya udah kamu tebus, mas?" tanya Dhita yang sedang menggendong bayinya.

Kepala Andi terangkat cepat. "Astaga kelupaan." Dhita berdecak sudah menduganya. "Mas tebus dulu sebentar."

"Biar Keesha aja bang. Sekalian mau ke toilet," ujar Keesha menahan langkah Andi.

"Yaudah kalo gitu." Andi memberikan kertas berisi resep obat pada Keesha.

"Sekalian izin dulu sama dokter Irene, Sha," tambah Dhita yang dibalas Keesha dengan anggukan kemudian hilang tertelan pintu.

Mereka kembali melanjutkan kegiatan masing-masing dengan pantauan Dhita yang sejak tadi terus memasang matanya tanpa terlewat barang sedetik pun.

"Tumben banget Edgar gak kesini," ujar Andi. Tangannya sibuk melipat kain bedong milik Al anaknya, sedangkan matanya sesekali menoleh pada istri dan bayinya.

Ia masih belum menyangka rumah tangganya dengan Dhita akan dikaruniai buah hati secepat ini. Awalnya Dhita itu belum mau punya anak dulu karna ingin berkarir setelah lulus kuliah. Tapi ternyata mereka diberi buah hati secepat ini dan ya Dhita pun menerima dengan sukacita.

"Katanya nanti nyusul," sahut Arka. Ia mengecek ponselnya saat ada notif masuk.

Dhita pun hanya mengangguk mendengar ucapan Arka. Kini pandangannya teralih saat Al bergerak gelisah karna terbangun.

Di sisi lain, Keesha berjalan kearah tempat penebusan obat dengan langkah ringan setelah sebelumnya ia ke kamar mandi terlebih dulu.

Tangannya merogoh ponsel saat ada suara panggilan masuk. Dan ternyata dari Edgar. Ia pun menerimanya.

"Kenapa yang?" tanya Keesha lebih dulu.

"Lagi ngapain?" bukannya menjawab, Edgar justru melayangkan pertanyaan yang membuat Keesha mengerutkan keningnya sejenak.

"Mau nebus obatnya kak Dhita. Kenapa emang?"

Terdengar hembusan nafas dari sebrang sana. "Aku chat tapi gak dibales, kirain kemana."

"Aku kan lagi packing mau pulang ini. Mana megang hp," ujar Keesha tak mengerti kenapa kekasihnya ini jadi semakin menjadi begini.

"Pulang sekarang atau siang?"

Keesha mengangkat tangannya guna melihat jam. "Kayaknya sekarang juga pulang. Udah mau beres juga."

"Pulang dari sini aku langsung ke rumah kamu. Mungkin agak sorean," beritahu Edgar.

"Kalo kamu cape istirahat aja dulu. Nanti bisa ke rumah besok lagi, jangan dipaksain." Keesha membelokkan langkahnya saat beberapa meter di depannya ada seseorang yang jalan sembari menunduk pada layar ponselnya. Jika Keesha tidak menghindar sudah pasti mereka akan bertabrakan.

"Kamu gak mau aku samperin?" tanya Edgar sensi.

Baru saja Keesha membuka mulut, tiba-tiba orang di depannya itu mengangkat wajahnya saat sudah berada dekat dengannya. Mungkin karna ia sadar ada seseorang di depannya.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang