"Darimana?" suara dingin berhasil memblokade langkah kaki Keesha. Ia mengangkat wajah guna melihat siapa orang yang berani mengahadang jalannya. Detik itu juga detak jantung Keesha berubah dua kali lebih cepat dibanding biasanya.
"Darimana?" ulangnya menyadarkan Keesha.
"Hah? Eh apa itu tadi gue gue.... Ish apasih." Keesha berdeham guna menormalkan suranya. "Gue dari gerbang." jawab Keesha.
Edgar mengerutkan keningnya. "Ngapain?"
Kini kedua alis Keesha yang saling bertaut, tapi tak urung ia menjawab. "Ngambil ini." sambil mengangkat pemberian Arka tadi.
Mata Edgar meneliti apa yang ada ditangan gadisnya. "Siapa yang bawain?"
"Bang Arka." jawabnya cepat. "Lo sendiri ngapain diluar?"
Mendengar itu dengan cepat Edgar buang muka. Ia sedikit menggosok hidungnya, tanda sedang berfikir keras. "Disuruh jemput bu Riri."
Alis Keesha terangkat. "Sejak kapan lo nurut di babuin?"
Edgar mendelik. Tanpa menjawab, ia kembali masuk kedalam kelas.
"Lah katanya mau jemput." gumam Keesha sambil turut masuk mengikuti langkah lebar milik Edgar.
"Loh loh kok jadi balik berdua?" celetuk Eja saat melihat Goals couple yang kini tengah hangat hangatnya diperbincangkan masuk berbarengan.
"Elahh kayak gak pernah muda aja lo." seloroh Radit sambil terbahak.
"Gar." panggil Levin membuat Edgar menoleh. "Udah sembuh lo?" semua mengerutkan kening, tak terkecuali Edgar. "Secara kan dulu lo homo."
"Anjir." gumam Rafa.
Semua tertawa mendengarnya.
Sedangkan Edgar hanya mendengus. Melihat itu Keesha sontak menggelengkan wajahnya sambil menahan tawa.
Edgar duduk dikursinya. Matanya sempat melirik Keesha yang kini kembali sibuk dengan ponselnya. Bibirnya pun tak henti hentinya mengembangkan senyum manis yang sukses membuat Edgar bertanya tanya.
Chatan sama siapa tuh cewek?
Dengan malas ia memalingkan wajahnya ke jendela, menenggelamkannya diatas tas hitam miliknya.
***
Keesha terus saja menggerutu sedari tadi. Ia tau ada yang tidak beres dengan makan malamnya kali ini. Buktinya Mama tercintanya terus saja memaksanya untuk mengenakan dress yang menurutnya berlebihan untuk ukuran dirinya yang hanya ingin menebus voucher makan gratis.
Pasti ada sesuatu. Dasar emak emak tukang drama.
Dengan berat hati ia memakai dress putih pilihan Mama tercintanya.
"Sudah memesan meja kak?" sapa ramah pegawai disana.
"Atas nama Andreas Prawira." jawab Keesha karna katanya itu voucher dari kantor jadi atas nama Papahnya.
"Baik. Mari ikuti saya." bimbingnya kearah dalam.
Keesha mengikuti langkah pegawai dengan pakaian formal ditubuhnya. Kemeja putih dengan aksen rintik dibagian kancing sebelah dada, serta rok hitam terlihat pas dengan lekukan tubuhnya yang semampai.
Matanya beralih pada pemandangan yang mampu menyegarkan mata. Restoran ini terlihat begitu mewah untuk ukuran dirinya anak SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...