Lo-Gue

912 70 26
                                    

Game terus berlanjut sampai matahari berada diatas mereka semua. Sudah banyak korban yang terjebak oleh pertanyaan dan tantangan aneh dari mereka. Namun Edgar dan Nichole belum juga mendapat giliran itu. Bahkan tim 'Keesha Edgar the Beginning' sudah melakukan segala macam kelicikan dengan mengatur kecepatan dalam melempar jeruk. Tapi tetap tidak berhasil.

Rio berdecak. "Kurang asik nih. Sini gua aja lah yang main," ujarnya sambil berjalan kearah Rudi membuat Rudi cengo sekejap.

Sebelumnya ia sudah membisikkan lirik akhir dari lagu yang akan ia nyanyikan pada Adrian membuat Adrian diam-diam menyebarkannya pada yang lain.

Rio mengambil alih gitar coklat yang sejak tadi digunakan Rudi. "Gua mulai nih." Ia mulai memetik dengan mata tertutup syal.

Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau kuning kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau

Semua sontak berteriak "Dor!" bersamaan yang disusul dengan derai tawa karna merasa geli dengan lagu pilihan Rio.

Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Ku pegang erat-erat

Lagu berhenti tepat seperti yang sudah direncanakan. Jeruknya kini berada ditangan Edgar, membuat Levin bersorak penuh kemenangan.

Keesha berusaha sebisa mungkin untuk tidak menoleh kearah Edgar. Ia berpura-pura tidak peduli dengan keadaan, asik tertawa bersama Nichole dan Shalsa.

Edgar yang sejak awal sudah tidak mood untuk melakukan aktivitas semacam ini pun merutuki dirinya sendiri. Entah kenapa matanya selalu ingin memandang kearah Keesha yang sedang tertawa dengan begitu santai meski outer yang ia kenakan terkena angin hingga membuatnya sedikit terbuka.

Bukan sedikit, tapi banyak. Lihat saja saat ini penampilan gadis itu bahkan sudah bisa dikatakan hampir telanjang di depan banyak orang apalagi ada Nichole disampingnya.

Demi Tuhan Edgar sedang berusaha mati-matian untuk tidak membuat keributan disini. Geraman tertahan ia keluarkan guna sedikit menyalurkan emosi yang meluap.

Junaid meletakan kacamata hitam diatas hidungnya. "Banci lo kalo ngambil truth," cibirnya membuat semua mengangguk setuju.

Edgar mendengarnya. Tapi ia tidak peduli. Ia sedang sangat malas jika harus meladeni tantangan aneh dari teman-temannya. Dirinya jelas tau apa isi otak Levin, Rio dan Rafa.

"Mau lo teriak-teriak bilang gua banci juga gua tetep berbatang," ucap Edgar dingin.

Seketika semua riuh bersorak mendengar ucapan frontal Edgar. Beberapa dari mereka bahkan mengumpati Edgar yang dengan terang-terangan mengucapkan kata yang cukup ambigu.

"Berbatang aja bangga gimana kalo beruang," celetuk Beben sembari melahap marshmellow yang sudah dibakarkan oleh Fanny.

Giselle tertawa mendengarnya. "Tapi tuh anak tajir, gak kayak lo, Ben."

Semua ikut terkikik mendengar ucapan sarkas Fanny.

Beben mendelik mals. "Bully aja gua terus. Emang ya good looking tuh punya privillage paling VIP di Indonesia."

"Sabar. Katanya orang sabar cepet ganteng," ujar Shalsa menenangkan.

Beben hanya mengangguk karna belum sadar ucapan Shalsa. Jojo yang greget pun menoyor kening Beben. "Itu artinya lo beneran jelek bego. Lo mah dikatain jelek malah pasrah."

Beben yang tak terima pun balik menoyor. "Ngapa jadi lo yang sewot. Suka lo sama gue?"

"Najis, Ben." Levin bergidik ngeri.

"Lanjut buru noh si kingkong posesif udah siap dikasih pertanyaan," ucap Rio berniat memisahkan tapi malah membuat suasana jadi krik. "Anying," umpatnya pada diri sendiri saat sadar bahwa dirinya salah bicara.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang