Keesha tengah sibuk memainkan ponselnya. Suara ketikannya itu cukup menganggu ditelinga Edgar.
Sejak tadi Keesha dan Edgar larut dalam perbincangan mereka. Melupakan manusia manusia yang mengelilingi meja di tempat yang mereka pilih untuk memanjakan perut kosong mereka.
"Sha," panggil Edgar.
"Hm?" Keesha menoleh. Seakan tersadar, ia pun menaruh ponselnya disaku tas. Menghadap Edgar sepenuhnya. "Kenapa?"
"Aku pengen liat ponsel kamu," ucap Edgar tiba tiba.
"Hah?" Seketika raut wajah Keesha berubah cengo.
Mati aja lo, Sha. Mati!
"Tiba-tiba gini? Biasanya juga bodoamat," tanya Keesha berusaha menutupi rasa gugupnya.
Edgar menyeruput kopi latte nya. "Bukan bodoamat. Aku cuma lagi berusaha buat gak usik privasi kamu aja," sahutnya santai. "Sebenernya aku kepo."
"Kepo kenapa astaga kamu curiga sama aku?" Tanya Keesha tak percaya.
Edgar mengerutkan keningnya. "Loh. Bisa aja kan kamu masih suka chattingan sama Iyan."
Seketika Adrian menoleh kesal. "Notice aja gua terus."
Diam diam Jordan deg degan sendiri. "Gimana kalo Edgar tau kalo rival dia itu sebenernya bukan Iyan, tapi abangnya."
"Sensi banget sama Iyan. Kenapa sih?" Tanya Keesha dengan nada rendah. Mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Yaiyalah sensi. Dia kenal kamu jauh sebelum aku tau kamu. Dia udah tau kamu sejauh itu. Sampe sering ke kamar kamu," sindirnya tak suka.
Seketika Keesha mendesis. "Gak usah bahas itu ya."
Alis Edgar terangkat. "Kenapa hah?" Tanyanya mulai memancing keributan.
"Ish. Tau ah males." Keesha melahap sosis bakarnya. "Aku mau ke toilet. Kebelet daritadi," ucapnya sambil menyampirkan tas.
"Heh," panggil Edgar. "Pake jaketnya," titahnya sambil melempar jaket miliknya.
Keesha pun menerimanya, tapi hanya ia tenteng membuat Edgar menggeram. "Pake, Keesha."
Keesha berdecak. "Iya nanti di toilet aku pake."
"Pake disini." Edgar tetap kekeh. "Kamu gak liat disini banyak cowok?"
Keesha menggerutu. Dengan terpaksa ia pun mengikatkan jaket hitam itu dipinggangnya.
Agak aneh mengingat ia sudah memakai sweater crop untuk menutupi bagian atas tubuhnya.
"Lain kali gak usah pake rok. Pake celana aja," sindir Edgar.
Tak mempedulikan ucapan kekasihnya itu, Keesha bangkit dari duduknya.
"Kemana, Sha?" Tanya Cathlie.
Semua mendongak.
"Toilet," jawab Keesha sekenanya.
Cathlie yang masih mengunyah steak dimulutnya pun dengan segera menelannya. "Ikut," ucapnya sambil menyeruput jus jeruk di depannya.
Jojo yang semula bersandar santai, seketika menegakan tubuhnya. "Punya gua anjir."
Namun Keesha dan Cathlie sudah melenggang pergi.
"Astaga gua udah zinah bibir secara tidak langsung," ujar Jojo sambil mengangkat gelas dan memutar mutarnya.
Levin mengusap wajah Jojo. "So alim lo."
"Biasa juga maen pake lidah," sindir Vito.
Seketika Rio dan Adrian menoleh kearah Edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...