Cemburuan (revisi)

2.7K 121 4
                                    

"Ya lo ngapain so nyepak nyepik kalo ujung ujungnya gua juga yang repot."

"Lah gua mana tau dia udah kawin, lu kira dipala dia ada tandanya kayak orang india?"

"Halah ngeles mulu lo."

Edgar dan Rafa menoleh kearah pintu saat mendengar suara ribut ribut yang ternyata berasal dari Rio dan Levin tengah adu mulut sambil menenteng tas sekolah mereka dan keresek putih besar.

"Ngapa lo berdua misuh misuh?" tanya Rafa saat Levin duduk disampingnya sedangkan Rio nyelonong ke dapur setelah melempar tasnya asal.

Levin berdecih. "Noh temen lo berdua bikin rusuh seisi alfamart, malu maluin gua aja." Levin terus menggerutu.

"Kenapa lagi tuh bocah?" tanya Edgar.

"Tuh anak godain cewek yang bawa tentengan keresek banyak, sok sok an mau bantuin eh taunya dibelakang ada monyetnya." Levin bercerita dengan menggebu gebu.

"Pacar?"

"Suami anjir emang biadab tuh bocah. Giliran suaminya ngamuk aja tuh anak malah ngumpet diketiak gua," umpat Levin sambil menengok kearah Rio yang datang membawa sebotol air dingin. "Ciri ciri orang yang pas lahir gak di adzanin tapi dikasih dj mamah muda tuh gitu emang, sukanya sama istri orang."

Edgar dan Rafa tertawa melihat Rio mendelik sinis. "Heh gila lo. Gua bukan mau godain, cuma bantu aja soalnya suaminya oon. Masa keresek segitu banyak ditenteng ceweknya sendiri?"

"Lo gak liat cowoknya dorong troli sampe dua gitu? Lebih ribet bawa troli dua daripada keresek. Lagian itu keresek banyak juga isinya cemilan doang gua yakin gak berat. Emang lo nya aja yang kebanyakan modus," sanggah Levin sambil merebut gelas Rio.

"Dahlah ribut aja diluar sekalian yok gua jabanin," pasrah Rio membuat Edgar menoyor kepalanya keras.

"Udah mending buka tuh makanan sini, gue laper," suruh Edgar.

Rafa pun beranjak membuka keresek alfamart dan mengeluarkan isinya. Mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing masing sampai ponsel Rio berbunyi.

"Nih si Ana katanya diluar, sono jemput." Edgar menoleh pada Rio.

"Luar mana?" tanyanya bingung.

Rio berdecak. "Rumah lo bego."

"Ngapain dia kesini? Dikira rumah gua mau open party?"

"Keesha yang nyuruh kali soalnya tadi dia ada bahas mau ngajak temen ceweknya nginep disini nemenin lo biar dia gak cewek sendiri," beritahu Levin.

Edgar pun mengangguk dan beranjak keluar yang tak lama kembali masuk bersama Ana.

"Duh udah lama ya gak ketemu Ana," sapa Rio mulai mengeluarkan kebiasaannya.

Ana menoleh. "Gue malah bosen liat lo dikelas tiap hari."

"Jahat amat si eneng," renggut Rio.

Ana hanya mengedikan bahunya. "Keesha belum dateng?" tanyanya sambil duduk disebelah Rafa dan membuka ponselnya.

Mendengar itu sontak saja Edgar tersentak. "Oh iya mereka kok belum balik juga?"

"Masih packing kali. Cewek kan gitu dandannya lama," celetuk Rafa sambil mengupas kacang garuda yang dibeli kedua sobatnya tadi.

Mendengar itu Ana mendelik. "Gak semua cewek ya," protesnya tak terima.

Rafa menoleh kaget. "Lah emang lo cewek?"

Detik itu juga Ana membekap wajah Rafa menggunakan bantal membuat Rafa memekik dengan suara teredam. "Mampus lo mati sana lo mati!"

Sedangkan Edgar malah sibuk dengan segala pemikirannya. "Ini Keesha jalan jalan dulu sama si Iyan apa gimana?" tanyanya tidak santai.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang