"Besok keluarga Edgar bakal ke rumah. Bahas masalah pertunangan kita."
Vero menegang. Tubuhnya memanas tanpa alasan.
"Kamu becanda kan, Sha? Kamu ngomong gini ke kakak cuma buat bikin kakak jauhin kamu kan?" Tanya Vero seakan tak ingin percaya pada kenyataan yang sedang ia hadapi.
Sejenak hanya ada hening yang Alvin dengar. Yang selanjutnya Vero kembali bersuara.
"Kalo kamu mau bikin kakak jauhin kamu gak usah bertindak sejauh ini, Sha."
"Aku gak becanda kak. Sekarang kak Dhita ada disini setelah lama dia gak ke Jakarta itu karna pertunangan aku sama Edgar," ujar Keesha sedikit menyelipkan nada tegas di dalamnya.
Vero membatu. Ia terkejut setengah mati. Meski sejak pertama kali ia membujuk Keesha untuk menerimanya di belakang Edgar ia sudah tau konsekuensi bahwa pada akhirnya Keesha akan tetap memilih Edgar bagaimanapun keadaannya, dirinya tetap tidak menyangka bahwa gadisnya ini akan memutuskan hal sebesar ini tanpa memberitahu dirinya dengan cara yang lebih baik.
Meski ia tidak berhak untuk mendapatkan perlakuan itu.
Vero menatap Keesha dalam. "Kenapa kamu gini, Sha?" Tanyanya dengan mata merah menahan sesuatu.
Keesha diam. Ia bingung harus berkata apalagi. Seakan sudah tak sanggup mengeluarkan suara bahkan untuk sekedar mengangkat pandangannya saat ini pun Keesha tak mampu.
"Kenapa kamu bertingkah seolah ngasih harapan lain ke kakak kalo pada akhirnya kamu nyakitin kakak? Sikap kamu seolah mengobati kakak dari kejadian dulu tapi akhirnya tetep kamu yang ngasih kakak luka baru." Vero menjeda perkataannya. Ia melihat Keesha yang menangis terisak. "Tatap mata kakak, Sha."
Keesha mengangkat wajahnya. "Kenapa kakak nyalahin aku? Bukannya sejak awal kakak udah tau kalo pada akhirnya pilihan aku tetep sama? Dan kakak setuju sama hal itu. Kenapa sekarang kakak bertindak seolah aku egois dengan nerima kakak ngasih harapan ke kakak tapi pada akhirnya aku balik lagi ke Edgar?"
Vero diam. Yang di ucapkan gadis di depannya memang benar. Pembicaraan mereka di cafe saat itu memang Keesha sudah memberi isyarat tentang dirinya dan Edgar yang memang sudah dijodohkan oleh orang tua mereka, tanpa bisa mengelak keduanya akan tetap berlanjut ke jenjang yang lebih lagi.
"Sekarang kakak harus gimana, Sha? Ucapan kamu tadi emang bener, tapi kakak juga gak salah."
Keesha menggeleng. "Kita berdua salah kak. Jangan membenarkan diri kita karna kakak jelas tau yang selama ini kita lakuin itu salah."
"Kalo kamu tau semua ini salah terus kenapa kamu ngelakuin ini sejak awal, Sha? Setelah semuanya terjadi kamu malah nyakitin kakak dengan semua ucapan kamu yang terkesan nyudutin kakak," ucap Vero menggebu. "Kamu ngasih tau tentang pertunangan kamu sama Edgar secara tiba-tiba, mutusin hubungan kita dengan kalimat kamu cuma anggap kakak ini kayak bang Arka. Itu apa maksudnya, Sha?"
Baru saja Keesha membuka mulut, siap untuk menyangkal serangan Vero. Tiba-tiba seseorang datang mengagetkan keduanya.
***
Sejak pembicaraan Keesha dan Vero yang tengah membahas tentang hubungan gelap mereka, Alvin sudah berdiri di depan gerbang tanpa diketahui siapapun. Ia baru pulang dari rumah Nurul, sahabatnya. Saat Alvin hendak masuk, dirinya tanpa sengaja mendengar Keesha berkata tentang dirinya yang hanya menganggap Vero sebagai abangnya. Tidak lebih.
Diam-diam Alvin mendesah kasar. Ia bingung harus berbuat apa. Di satu sisi langkah yang dilakukan oleh kakaknya saat ini sudah benar. Lebih baik menghentikannya dari sekarang sebelum Edgar tau sendiri apalagi dari orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/177289374-288-k76295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction(Cover by pinterest) (Sedang tahap revisi) Saat dirasa nafas keduanya hampir habis, Edgar pun melepas tautannya. Dengan kening yang masih menempel satu sama lain, Edgar berbisik pelan. "Janji mau nurutin perintah gue?" Keesha yang tengah berusaha me...