Ciuman Perdamaian🔞

1.7K 83 34
                                    

Maaf yaa ngaret up nyaa, tapi author bakal nebus dengan part ini nih yang kalian tunggu-tunggu dari lamaa hehe

Buat yang belum cukup umur di skip ajaa yaa😭 dosanyaa ditanggung masing-masing.

Happy reading guys❤️

Edgar menarik Keesha ke kamarnya. Ia sudah tidak bisa lagi menahan emosinya dengan melanjutkan games bodoh tadi. Jika keadaannya sedang baik-baik saja ia mungkin bisa enjoy dengan kebersamaan mereka saat ini. Namun keadaan sedang tidak berpihak padanya.

"Kemana sih, Gar? Kamu gila bawa aku ke kamar kamu? Kalo guru-guru tau gimana," ujar Keesha sembari terus berusaha melepaskan cekalan tangan Edgar dari tangannya tapi tak ada hasilnya. Tenaga Edgar jelas berbanding jauh dengannya. Edgar sedang normal saja tenaganya kuat apalagi kalo dia mode ngamuk begini.

"Sekarang kamu udah bisa mikirin omongan guru? Kemarin pas bawa Nichole ke kamar kamu, otak cantik kamu kemana?" selak Edgar pedas. Ia menempelkan kartu kamar yang memang dipegang olehnya karna dirinya yang terakhir keluar kamar tadi.

Mendengar itu Keesha diam. Kenapa Edgar bisa tahu kalo dirinya membawa Nichole ke kamar?

Pertanyaan diotaknya belum terjawab, tiba-tiba dirinya sudah berada di dalam kamar Edgar. Laki-laki itu bahkan menutup dan mengunci pintunya agar tidak ada yang bisa mengganggu dirinya yang akan membereskan semua masalah ini. Meskipun mustahil rasanya akan ada yang mengganggu mereka mengingat setiap kamar hanya ada 1 kartu yang bisa mengakses pintunya agar terbuka. Dan kartu itu kini ada padanya.

Keesha menatap tangannya saat Edgar melepaskan cekalannya dengan tak santai. Pandangannya perlahan naik memandang wajah Edgar yang sedikit lebam. Mereka bertatapan cukup lama, Edgar dengan mata tajamnya dan Keesha dengan wajah paniknya. Sorot mata yang Edgar layangkan terlalu menghunus sampai ke jantung. Apalagi saat laki-laki dengan tinggi 183 itu meneliti penampilannya dari atas sampai bawah, sukses membuat bulu kuduk Keesha meremang mengingat saat ini dirinya hanya memakai bikini dengan outer tipis sebagai luarannya.

"Biar apa?" tanya Edgar buka suara.

Keesha mengangkat wajahnya. Ia mengerut tak mengerti. "Apa?"

"Biar apa pake baju kayak gini?"

Deg.

Sumpah demi apapun Keesha tau bahwa sekarang adalah klimaks dari rencananya. Ia yakin setelah sesi introgasi ini selesai semuanya akan kembali seperti dulu. Tapi kenapa sekarang ia begitu gugup menghadapi Edgar?

Dengan sedikit lengosan agar tidak terlihat gugup, Keesha menyahut. "Gak papa. Pengen aja."

Terdengar geraman tertahan keluar dari mulut Edgar. "Ngomong sama siapa?"

Keesha menghela nafasnya. Memang semuanya tidak akan berjalan semudah yang ia harapkan. Ia pun menoleh. "Dipantai emang gini kan biasanya?"

Jawaban Keesha yang terkesan santai itu justru membuat emosi Edgar semakin menjadi. "Kamu jelas tau aku gak akan suka, kenapa malah maksa? Mau pamer sama semua cowok disini biar mereka tau kalo badan kamu bagus? Iya?" sentak Edgar berusaha menekan emosinya sedalam mungkin. "Enak banget mereka bisa liat badan kamu sebebas tadi. Apalagi si brengsek itu."

Mata Keesha membelalak saat mendengar Edgar menyebut Nichole brengsek. "Dia punya nama ya, Gar."

Edgar tak peduli. Ia kembali menatap Keesha dengan tajam. "Buka outer kamu."

Keesha kembali membola mendengar ucapan Edgar. "Maksud kamu apa?"

"Buka outer kamu." Bukannya menjawab, Edgar malah mengulang ucapannya membuat rasa takut hinggap pada diri Keesha mengingat betapa mesumnya kekasihnya itu.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang