“Jika boleh meminta aku ingin sekali hidup bahagia tanpa ada sedikitpun luka masuk ke dalamnya”
Bella
Bella duduk diam di bangku taman kampus sambil berkutat dengan buku pelajaran. Tidak begitu pintar tapi ingin mencoba berusaha menjadi yang terbaik untuk kedua orang tuanya. Bella akan berusaha semampu yang dia bisa.
"Aduh gak paham."
Bella memijat keningnya pusing jika harus terus-menerus berkutat dengan buku pelajaran.
"Aduh gue butuh hiburan!" teriak Bella prustasi.
"Gue ke supermarket aja lah lagian masih satu jam ini sebelum kelas dimulai."
Bella akhirnya berjalan pergi dari area kampus, dia berjalan menyusuri jalan yang kini ramai dengan lalu lalang pengendara motor dan mobil.
Bella melambaikan tangan untuk menghentikan angkutan umum yang akan membawanya menuju supermarket. Letak supermarket memang tidak jauh dari kampusnya namun Bella tidak ingin telat jika harus berjalan kaki untuk sampai ke sana.
"Berhenti di depan pak, ini uangnya makasih."
°°°
Angga kini mengganti bajunya dengan kaos hitam gelap dibalut celana jeans berwarna terang. Tidak lupa baju kotak-kotak berwarna merah miliknya. Setelahnya ia mulai keluar kamar dan bergegas berjalan cepat menuruni setiap anak tangga.
"Bi tolong bilangin sama Papah kalo saya keluar rumah sebentar. Jangan dicari nanti juga pulang," ucap Angga dingin.
Bibi Nani hanya mengangguk patuh.
Mobil milik Angga kini melaju kencang meninggalkan pekarangan rumahnya. Alunan music kini mulai terdengar nyaring memenuhi seisi mobil dan mengiringi Angga yang sedang pokus menyetir dengan pandangan mata lurus melihat ke depan jalanan.
Ckit
"Shit!" umpat Angga merasa kesal.
Hampir saja dia akan menabrak seorang wanita yang hendak menyebrangi jalan raya.
Brug
Angga menutup asal pintu mobilnya dia berjalan cepat menghampiri wanita tersebut sambil memasang wajah kesal dan datar.
"Jalan pake mata, punya mata kan lo?" tanya Angga dingin.
Deg
"Dia." batin Bella.
"Maaf-maaf gue gak sengaja, lo ada yang luka gak? Apa perlu gue anter ke rumah sakit?" tanya Bella dengan penuh khawatir.
Apa ini, Angga yang seharusnya khawatir terhadap Bella karena hampir tertabrak oleh mobilnya dan kenyataannya malah terbalik dari seharusnya.
"Apaan sih jauhin tangan lo dari tubuh gue," kesal Angga menepis kasar tangan Bella yang sedang mengecek tubuhnya.
"Maaf gue cuman khawatir lo terluka." Bella tersenyum kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus {END}
Fiksi RemajaTerkadang sikap pemarah menutupi semua kesedihan pada seseorang. Mungkin umumnya wanita memang yang sering dikejar oleh pria, namun apakah salah jika wanita yang mengejar pria? Bella mengenyampingkan rasa malu, gengsi dan rasa takut akan orang lain...