Pk-47

2.3K 120 11
                                    


Ckit!

Mobil milik Angga berhenti begitu saja, membuat gadis di sampingnya terkejut dan juga mengerutkan kening karena heran.

"Bukannya kita mau ke cafe? Kenapa berhenti di pinggir jalan?" tanya Bella bingung.

Angga terdiam, detik kemudian dia berpaling dan menatap lekat wajah Bella. Gadis itu menjadi sedikit grogi karena di beri tatapan oleh Angga.

"Lo cinta gue?"

Bella semakin mengerutkan keningnya. Pertanyaan macam apa ini? Jelas dia sangat mencintai lelaki ini. Tanpa ditanyapun Bella akan tetap cinta padanya.

"Kok nanya gitu? Jelas Bella suka sama Angga, bahkan Bella sangat-sangat menyayangi Angga. Kalo Angga, apa Angga suka Bella?" tanya Bella memamerkan senyum manisnya.

Angga mengalihkan pandangan, dia menatap lurus ke depan melihat ke arah jalanan. Angga tidak tau harus menjawab seperti apa.

"Gue...."

"ANGGA SUKA BELLA? SERIUSAN ANGGA SUKA BELLA?" teriak Bella senang mencengkram kuat pergelangan tangan Angga.

Angga menghembuskan napas panjang. "Gue belum jawab, bisa kecilin volume mulut lo gak! Kuping gue sakit."

Bella mendengus kesal, dia hanya mau bertanya. Apa itu salah?

"Habisnya, Angga jawab pertanyaan Bella lama banget, Kan Bella gak sabar."

"Sejak kapan lo suka sama gue?" tanya Angga serius.

"K-kok Angga nanya kaya gini sih? Maksudnya apa coba?" tanya Bella gugup.

Wajah Angga tetap menampilkan ekspresi datar dengan tatapan dinginnya. Tidak pernah berubah sama sekali. "Gue minta jawaban, bukan pertanyaan lagi!"

"Sejak kapan? Mm... oh Bella ingat."

"Sejak pertama kali kita ketemu, Angga ingat, Bella yang waktu dulu duduk di bawah pohon rindang saat malam hari. Angga samperin Bella dan tanya Bella kenapa, nah... saat itu juga Bella langsung jatuh cinta sama Angga. Hebatkan? Bella hanya perlu waktu di mana mata Angga dan mata Bella bertemu, dan Bella langsung jatuh cinta sama Angga." Senyuman Bella terpancar bergitu manis.

"Kenapa lo yakin, kalo lo cinta sama gue?"

"Kalo deket sama Angga, Bella merasa bahagia, dan... jantung Bella juga selalu berdetak kencang. Setau Bella... kalo seseorang lagi jatuh cinta, itu adalah salah satu pertandanya," ucap Bella malu-malu.

Angga mengangguk kecil, ia memilih menatap lurus kembali ke arah jalan raya. Benar... kenapa sekarang detakan jantungnya berubah menjadi cepat, apa ini juga pertanda bahwa dirinya mulai mencintai gadis di sampingnya ini?

"Gue laper, kita ke cafe deket-deket sini aja," ucap Angga.

Angga kembali menancapkan gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mereka berdua akan menuju cafe seperti apa yang diucapkan Angga barusan.

Bella sesekali memperhatikan wajah tampan milik Angga. Gadis itu sungguh takjub dengan ketampanan yang di miliki oleh Angga. Sampai-sampai dia melamun dan tak sadar akan dunia nyata.

"Udah sampe, gue bilang turun!"

Bella tersadar, dia mengedipkan mata beberapa kali. Mencoba menentralkan kembali akal pikiran yang baru saja melayang.

"E-eh maaf, kita udah sampe yah?"

Angga mengangguk, lelaki itu membuka pintu dan keluar meninggalkan Bella sendiri di dalam mobil. Bella mendengus sebal, dia kira Angga akan membukakan pintu seperti seorang kekasih pada wanitanya. Namun tidak, lelaki itu justru jalan lebih awal dan langsung masuk ke dalam cafe tanpa memperdulikan Bella yang tertinggal diam di dalam mobil.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang