"Bella sayang, kamu kenapa?!" tanya Tina panik saat melihat Bella masuk ke dalam rumah dengan digendong oleh Reno.
"Maaf tan, Dev lalai jagain Bella." Devan berjalan di belakang mereka.
"Y-ya tapi ini kenapa Dev? Ada apa ini Dev? Bella sama kamu kenapa terluka seperti ini!"
Bella hanya menundukkan kepalanya, dia sudah duduk di atas sofa panjang. Bella tidak kuat jika dia harus menceritakan kejadian yang membuatnya sakit seperti ini.
"Kevin Nilo, cowok brandal yang suka cari masalah di Kampus. Dia berani pukul Bella tan, makannya Dev lawan dia untuk lindungin Bella."
"Iya mah, Dev tolongin Bella, Mamah jangan marahin Dev yah." Bella mencengkram kedua tangan Tina.
"Mamah gak akan marahin Dev sayang, Mamah hanya syok saja melihat keadaan kalian berdua, yang terluka lebam kaya gini."
"Dan besok Mamah akan beri perhitungan sama siswa yang namanya siapa itu? Kev-Kevin, Mamah akan beri perhitungan sama dia."
"Udah Mah gak usah, Bella gak papa, dia udah diberi hukuman sama pihak Kampus kok mah," cegah Bella meyakinkan.
"Gak bisa! Mamah akan bilang sama Papah kamu, Mamah akan tuntut Kevin besok, bersama Papah kamu juga. Mamah yakin Papah kamu akan setuju."
"Ada apa ini?" Deni datang lalu duduk di samping Devan.
"Ini siapa?" tanya Deni menunjuk ke arah Reno.
"Temen Dev sama Bella Om," ucap Devan mewakilkan.
"Reno Om." Reno mencium punggung tangan Deni dengan sopan.
Deni hanya mengangguk sambil tersenyum, dia beralih menatap putrinya. Dan alangkah terkejutnya ia, saat melihat keadaan Bella saat ini. "Bella, pipi kamu kenapa memar?!"
Bella memejamkan mata, Bella sudah tau bahwa, pasti ayah dan ibunya akan bersikap panik seperti ini, dan pasti amarah mereka tidak akan bisa diredam dengan mudahnya.
"Dia dihajar orang Pah! Sama temen Kampus dia sendiri, Kevin namanya. Kita harus beri perhitungan besok Pah," ucap Tina emosi.
"Beraninya dia menyakiti anak saya, besok Papah pastikan dia akan menerima akibatnya," ucap Deni penuh penekanan, uratnya terlihat sangat jelas. Menandakan betapa marahnya dia saat ini.
Bella senang, orang tuanya masih peduli dengan dirinya. Namun dia juga merasa bersalah, bagaimana jika orang tuanya akan melakukan sesuatu hal di luar dugaan kepada Kevin. Bagaimana jika kasus ini di bawa ke jalur hukum? Bella akan merasa bersalah sekali. Keluarga Kevin pastinya akan menentang, dan sudah pasti juga akan terjadi pertikaian di antara kedua belah pihak keluarga.
"P-pah, Mah, Bella mohon kasih Kevin hukuman jangan terlalu berat yah."
"Kamu diam saja, ini sudah menjadi tanggung jawab Papah dan Mamah. Apapun keputusannya nanti, kamu tinggal nikmati saja," ucap Deni dingin.
"Om, Tante, Reno izin pulang yah, sudah sore takut hujan." Reno berpamitan sambil mencium punggung tangan kedua orang tua Bella. Tak lupa memberi kedipan mata jahil kepada Bella sebagai ucapan selamat tinggal.
"Bro gue balik dulu." Reno dan Devan ber-tos.
"Kita ke rumah sakit ya sayang, Mamah takut kamu kenapa-napa."
"Gak usah Mah, Bella gak papa, Bella cukup istirahat aja kok, oh ya Dev nginep aja di sini, kasian lukanya belum sembuh, Mamah tolong bilangin sama tante Lina ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/257844377-288-k413469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus {END}
Novela JuvenilTerkadang sikap pemarah menutupi semua kesedihan pada seseorang. Mungkin umumnya wanita memang yang sering dikejar oleh pria, namun apakah salah jika wanita yang mengejar pria? Bella mengenyampingkan rasa malu, gengsi dan rasa takut akan orang lain...