Pk-64

1.8K 109 13
                                    

Yu spam coment di setiap paragraf!






🌕️🌕️🌕️

Malam yang di tunggu-tunggu telah tiba. Malam hari ini, di mana usia seseorang bertambah satu tahun. Angga di umur kedua puluhnya sangat semakin terlihat tampan, beruntung karena ia adalah keturuan ayahnya Adi yang tampan juga. Angga selalu membuat hati kaum hawa berdebar kencang di kala melihat tatapan mata biusnya.

Angga kini memakai kemeja hitam juga dasi kupu-kupa yang terletak rapi dilehernya, Angga hanya bisa diam membisu di kala menyambut para tamu yang datang ke acaranya. Semua tamu banyak di dominasi oleh Mahasiswi seperkampusan yang siang tadi baru saja Delia undang. Namun, semua tamu itu sama sekali tak di harapkan Angga. Angga hanya mengharapkan satu orang yang nantinya akan mengisi kekosongan hati dan kesendiriiannya di dalam keramaian ini. Angga sedang menunggu Bella.

"Angga, kita serasi yah," ucap Delia bergelantung manja di tangan Angga.

Angga menepisnya dengan kasar. "Gak usah cari kesempatan. Jauh-jauh lo dari gue," ucap Angga pelan namun penuh penegasan.

"Ingat Angga. Aku yang adain acara ini. Kamu harus nurut sama aku oke, janji kamu sama aku juga orang tuaku, harus kamu tepati," balas Delia tersenyum manis dan kembali merangkul tangan Angga.

Angga pasrah. Tapi nanti, di saat puncak malam perayaan. Siap saja, Angga akan terbebas dari jeratan belenggu yang Delia terapkan padanya selama ini.

***
"Udah kamu telpone?" tanya Devan pada Dela sang kekasihnya.

"Udah. Tapi gak diangkat. Kemana ya, dia padahal udah janji bakalan dateng kok," ucap Dela panik.

"Udah. Gak usah khawatir, Bella pasti dateng," ucap Devan mengacak pucuk rambut Dela.

"Semoga bener yah," ucap Dela khawatir.

"Coba deh, kamu suruh Reno buat jemput Bella. Aku gak tenang kalo Bella sendirian dateng ke sini. Aku takut, dia gak bisa kuat kalo tau Delia si cewek tengil itu terus nempel sama cowoknya," titah Dela dan diangguki oleh Devan.

"Halo bro. Lo jemput Bella oke. Bawa dia dengan selamat."

Devan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Lalu tangannya beralih merakul pundak Dela dan membawanya ke dalam dekapan.

"Gak usah panik. Sebentar lagi, Reno bakal bawa Bella oke," ucapnya menenangkan.

Dela membalas pelukan sang kekasih. Jujur, perasaannya sangat hangat dan damai jika berada di dalam dekapan Devan. Devan seolah sebagai kakak baginya. Yang pada kenyataannya Devan adalah pacarnya sendiri. Takdir memang tak bisa ditebak. Semesta menyatukan Dela dengan Devan yang notenya adalah sahabatnya sendiri. Sekaligus sepupu dari Bella.

🌑🌑🌑

"Lo mau ke acara pacar lo?" tanya Kevin di atas kursi sofa depan tv.

Bella mengangguk. "Lo gak ke sana juga?" tanya Bella bingung.

"Ngapain? Males gue," ucapnya datar.

"Oh," ucap Bella mengangguk sambil kakinya ingin berjalan kembali melangkah.

"Tunggu!" cegah Kevin menghentikkan langkah kaki Bella.

"Iya, kenapa?" tanya Bella penasaran.

"Lo yakin... Mau dateng ke acara ultah pacar lo. Pake... Celana jeans kaya gitu?" tanya Kevin mengerutkan keningnya.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang