Pk-17

2.2K 143 23
                                    


Mobil merah itu kini masuk ke dalam area rumah. Terparkir rapih di garasi mobil. Angga keluar sambil mengusap kasar wajahnya. Emosinya belum reda, hatinya masih sakit dan juga gelisah.

Ting!

Angga mengeluarkan ponsel nya. Mengerutkan kening ketika melihat nomor tidak di kenal mengirimkan pesan di aplikasi WhatsAap.

+62089*** : Hi Angga, udah sampe rumah?
 

Angga sedikit ragu, lama sejak pesan itu muncul, dia masih berpikir siapakah kira-kira orang ini? Tanpa pikir panjang dia pun akhirnya membalas pesan tersebut.

Angga. A : Siapa lo? Tau nomor gue dari mana?

Bella tersenyum geli, dia baru saja mengirim pesan pada Angga. Dan... Ia senang karena Angga mau membalasnya.

Bella.R : Itu loh, cewek cantik yang suka ngejar-ngejar lo, hhe😂

Tanpa berpikir panjang, Angga langsung memblockir nomor Bella. Ia menghembuskan napas panjang.

+62089*** : itu loh, cewek cantik yang suka ngejar-ngejar lo, hhe😂

Anda memblokir kontak ini.

Bella membulatkan mata. Angga? Lelaki itu bukannya membalas pesan, namun memblokir kontaknya.
Hih... menyebalkan.

"Ih rese banget sih, untung sayang," ucap Bella memajukan bibirnya beberapa centi.

"Tenang Bella, lo punya nomor seluler nya kan, lo tinggal telpon dia okeh," senyum Bella kembali mengembang.


***

Brugh!

Angga menghempaskan tubuh ke atas ranjang. Merentangkan tangan dan memejamkan mata. Hari ini dia sangat lelah, di tambah dengan sikap cewek aneh yang bernama Bella, yang selalu saja mengganggu ketenangan jiwanya. Angga sempat tak percaya, dia sudah menghina, membentak, bahkan berperilaku kejam kepadanya. Namun apa? Wanita itu sama sekali tidak menanggapinya, dan dia justru menjadi lebih gila sekarang.

Drt....Drt....

Angga mengambil ponselnya dari tas. Mengerutkan kening, saat penelpon menggunakan nomor yang tidak dikenal. Angga berpikir sebentar, lalu dia pun ingat, itu pasti Bella.

"Cewek aneh," gumam Angga kesal lalu membanting ponsel ke sembarang arah.

Drt....Drt....

Angga membiarkannya, dia tidak merespon. Dia lebih memilih memejamkan mata.

Drt....Drt....

Angga mulai geram sendiri. Dia mengambil kasar ponselnya dan dengan cepat menggeser tombol hijau.

"Lo tuh apaansih! Gue capek, lo ngapain ganggu gue mulu sih!" bentak Angga kesal.

Hening, Angga belum mendengar jawaban dari seberang sana, sampai akhirnya suara lembut terdengar di telinganya.

"M-maaf, g-gue... cuman pengen tau keadaan lo doang."

Angga sedikit tertegun, bukan karena cara berbicara Bella yang terdengar gugup dan ketakutan. Namun suara Bella sangat beda dengan aslinya, di sini terdengar sangat lembut, membuat hati Angga terasa hangat dan damai.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang