Pk-61

1.9K 102 6
                                        

Aku merencanakannya.

"Tunggu. Hei, lo kenapa?"

Yap. Angga tak membiarkan kekasihnya itu pergi begitu saja. Dia tak akan bisa tinggal diam ketika melihat Bella marah seperti ini.

"Ya Angga pikir dong. Bella kaya gini karena apa? Massa Angga gak tau sih. Ih dasar gak peka!"

Bella hendak pergi. Namun, satu tangannya berhasil dicekal Angga. Dia tak bisa pergi jadinya.

Angga menarik tubuh Bella mendekat, dan masuk ke dalam dekapannya. Mata mereka bertemu, dan jarak di antara keduanya sangatlah dekat.

"Gue emang cowok gak peka. Maka dari itu, lo kasih tau kesalahan gue di mana. Oke," ucap Angga menatap Bella dingin.

Bella mendorong tubuh Angga. Sungguh sesak saat Bella harus menahan napas di kala wajah Bella dan Angga berjarak begitu dekat. Kalian tau sendiri, bagaimana detak jantungnya saat itu. Sangat kencang dan tidak teratur.

"Karena Angga cowok. Makanya, Angga juga harus cari tau sendiri dong. Masa Bella harus kasih tau Angga, kan gak asik. Udah deh, Bella mau pergi ke alfamart dulu. Gak usah ngikutin!"

Bella berjalan cepat. Meninggalkan Angga yang masih diam mematung di tempatnya. Bella sedikit mengulas senyuman bahagia. Bella telah merencanakan ini semua. Bella akan berpura-pura marah seperti ini. Ya... Walau, sebenarnya Bella juga marah betulan karena postingan Delia yang viral di setiap penjuru Kampus ini. Bella marah sekaligus cemburu. Tapi... Ah, entahlah!

Angga membetulkan letak tas ransel di pundaknya. Kemudian berjalan pelan namun pasti. Angga akan mengikuti gadisnya itu. Ia tak peduli akan resiko nanti yang akan di dapatnya sesampai di alfamart.

***
Bella menatap es krim- es krim itu dengan wajah berbinar. Namun, kegembiraan itu hilang ketika ia ingat apa tujuan awal dia datang kesini. Dan lagi pula, Bella tak punya cukup uang lebih untuk membeli es krim favoritnya itu. Sudahlah, Bella lebih baik segera membeli barang yang ia butuhkan, dari pada membeli barang yang ia inginkan. Kalian tau kan, konsep hidup tersebut? Beli lah kebutuhan yang utama, dan mengkesampingkan kebutuhan yang dikira tak sepenting kebutuhan utama. Terapkan konsep hidup itu oke?!

"Ekhem... Pacar gue mau es krim?"

Suara Angga membuat Bella terkejut. Gadis itu sampai memegangi dadanya saking terkejutnya. Gila saja jika Bella tidak terkejut. Bahkan Ia tak menyadari kehadiran pacarnya itu di belakang. Toh, dia kan sudah melarang Angga untuk mengikutinya ke sini. Lalu, kenapa lelaki ini masih saja keras kepala.

"E-enggak. Bella gak ingin es krim kok," elak Bella memalingkan wajah ke arah lain.

'Gak mau nolak lah. Bella mau banget tau.' batin Bella.

"Yakin, gak mau? Gratis loh ini?" tawar Angga menaik turunkan alisnya.

Plak!

"Kok Angga jadi gini? Jadi gemesin!" ucap Bella tertawa, hingga ia tak sadar bahwa baru saja ia melayangkan pukulan cukup keras pada permukaan pipi kekasihnya.

"Gemes yah? Terus kenapa nampar?" tanya Angga menatap Bella datar.

"L-loh... Bella gak sadar Angga. Bella khilaf. Maafin Bella, janji deh gak akan gitu lagi." Bella menundukkan kepalanya.

"Makannya. Gak usah lebay. Udah, gue mau cabut. Es krim gratisnya gue tarik lagi. Lo gak pantes dapetin itu."

Angga berjalan keluar alfamart. Membuat Bella di landa rasa bersalah besar. Juga perasaan gelisah melanda hatinya.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang