Pk-23

2.4K 137 6
                                    

🌕️🌕️🌕️


Bugh....Bugh....Bugh....

"Anjing! Mati lo bangsat!"

Devan memberi pukulan bertubi-tubi kepada Angga. Meluapkan emosi dan juga rasa kesal kepadanya.

"Bangun bangsat! Lawan gue."

Angga bangun, dia akhirnya terbawa suasana. Angga mengepalkan tangannya kuat-kuat, emosi Angga pagi ini sungguh sangat diuji. Pertama Ayahnya Adi, kedua Bella dan sekarang? Lelaki yang tiba-tiba saja melayangkan pukulan kepada wajahnya.

Bugh....Bugh....

"Anjing!" umpat Angga kesal membalas pukulan Devan dengan sangat keras.

Bella menutup mulut tak percaya, kenapa? Kenapa jadi begini. Akhirnya dia berlari ke tengah-tengah perkelahian untuk melerai.

"Stop Dev! Stop." Bella merentangkan tangan di hadapan Devan, membuat lelaki itu berdecak kesal.

"Ck, minggir! Gue mau bunuh makhluk kejam kaya dia, minggir Bella minggir!" bentak Devan emosi.

"Langkahin dulu mayat gue," teriak Bella menggema.

Air matanya sudah bercucuran, wajah cantiknya juga belepotan, rambut itu sudah berantakan, dan bajunya terlihat sangat acak-acakan, sungguh... Bella terlihat sangat mengerikan. Tapi dia tidak peduli, yang dia pedulikan adalah Angga. Devan tidak boleh menyakitinya, tidak boleh.

"Stop Dev please," pinta Bella dengan tatapan memohon.

"Minggir! Ini urusan gue, jangan jadi sok pahlawan." Angga mendorong tubuh Bella, membuat Bella tersungkur jatuh ke tanah.

"Bangsat lo!" umpat Devan.

Bugh....Bugh....Bugh....

Dela segera menghampiri Bella, dia membantu Bella agar berdiri, setelah itu membawanya pergi dari kerumunan mahasiswa dan mahasiswi itu.

"Dela lepasin! Gue mau nolongin Angga, Devan gak boleh sakitin Angga, gak boleh!" teriak Bella dengan isak tangis yang semakin terdengar pilu.

"Bella udah! Itu urusan cowok, dan Angga? Cowok brengsek itu? lo gak usah khawatirin dia, gue malahan seneng kalo Devan berhasil bunuh si Angga dari dunia ini," bentak Dela menggenggam erat bahu Bella.

"Enggak! Lo gak akan pernah tau gimana rasanya jadi gue, Angga nyawa gue, dia cinta gue!" Bella menepis kasar tangan Dela, dia segera berlari kembali ke arah tempat perkelahian Angga dan Devan.

Bella menerobos masuk ke dalam kerumunan, dan langsung menarik paksa baju Devan agar menjauh dari tubuh Angga.

"Dev stop! Gue mohon," teriak Bella pilu.

Brugh!

Bella mendorong tubuh Devan hingga Devan jatuh, ia kemudian berlari mendekati Angga yang tengah terkapar lemah di atas tanah.

"A-angga maaf," lirih Bella terisak menangis sambil memegang ngilu pipi Angga.

"Jauhin tangan lo! Lo gak usah peduliin gue, sana urus aja pacar kesayangan lo itu." Angga menepis tangan Bella lalu berjalan pergi menjauh dari sana.

Pacar? Angga menganggap Devan sebagai pacar Bella? Benarkah begitu? Jika benar, Angga salah besar.

"Angga, tunggu!" teriak Bella berlari mengejar Angga.

Mahasiswa dan mahasiswi yang menyaksikan perkelahian tadi, hanya bisa menggelengkan kepala. Mereka heran dengan Bella, Bella masih saja mengejar Angga walau sudah di tusuk jarum berjumlah puluhan bahkan mungkin ratusan jarum yang kini sedang menancap tepat di dada Bella, tapi apa? Bella masih saja mengejar Angga.

"Bella berhenti!" teriak Devan prustasi.

Bella masih mengejar Angga, dia tidak ingin menyerah begitu saja, dia akan terus berjuang dan berjuang.

"Angga please... sekali ini, tolong dengerin gue," pinta Bella memegang erat tangan Angga.

Angga menoleh, dia menatap tajam ke arah wanita di hadapannya. Siratan mata emosi terlihat di kedua bola mata Angga. Dia menepis kasar tangan Bella, agar menjauh dari tubuhnya.

"MAU APA SIH LO? MAU UANG? HARTA? IYA?!" bentak Angga kencang.

Bella terkejut bukan main melihat emosi Angga sekarang. Dengan berani, dia menatap mata Angga penuh tatapan sendu.

"G-gak Angga... bukan itu, g-gue mau lo... gue mau lo Angga, gue sayang sama lo," lirih Bella menangis sendu.

Angga tersenyum miring, dia mendekatkan wajahnya dengan wajah milik Bella.

"Apa gue peduli? Nggak! Dan asal lo tau, gue gak akan pernah cinta sama lo. Walau lo mau ngorbanin nyawa demi gue sekalipun, gue tetep gak akan peduli dan gak akan pernah cinta sama lo!" tegas Angga menusuk ke dalam hati kecil Bella.

Bella mencoba tegar, dia ingin menghentikkan tangisan ini. Bella sebisa mungkin ingin tersenyum hangat di depan lelaki pujaan hatinya ini.

"Lo akan peduli, gue yakin lo akan peduli. Gue bersumpah Angga, jika nyawa sekalipun, dan bahkan jika itu semua akan bikin lo bahagia, gue rela tuker nyawa gue cuman buat kebahagian lo doang." Bella tersenyum kecik. Air mata itu masih bercucuran keluar membasahi pipinya.

"Dan asal lo tau Angga, cinta itu gak memandang status apapaun, dan cinta juga datang dengan tidak di undang. Suatu hari nanti... lo akan cinta sama gue, dan gue? Seorang Bella Rechasey ini, bakal selalu setia nungguin lo, sampai batas waktu yang yang gue mau, itu janji gue Angga. Gue akan selalu suka sama lo."

Bella pergi meninggalkan Angga sambil menyeka kasar air matanya. Lelaki itu hanya terdiam membisu, Angga hanya bisa mendengarkan ucapan Bella tanpa niat berbicara, atau membalas ucapan Bella. Dia... terkejut, sebesar itukah cinta Bella untuknya? Sekuat itukah kepercayaan Bella tentang cinta? Namun, Angga tetaplah Angga, dia punya ego. Angga tidak bisa memungkiri hatinya, hati ini masih sama, yaitu hanya Delia lah yang ada di sana.

🌑🌑🌑

Bella menangis tersengguk-sengguk di bangku taman kampus. Hatinya telah di cabik keras oleh Angga, tapi dia tidak benci, dia hanya... Sedikit sedih saat mendengar tutur kata Angga.

"Walau lo mau ngorbanin nyawa demi gue sekalipun, gue tetep gak akan peduli dan gak akan pernah cinta sama lo!"

Bella memejamkan mata. Sakit rasanya jika ia harus mengulang perkataan Angga di dalam memorinya. Bella tidak ingin terbawa perasaan, namun kata-kata Angga, sedikit menggoyahkan perjuangannya. Bella sedikit ragu untuk kembali memperjuangkan cintanya kepada Angga. Namun prinsip Bella mengubah semua itu. Bella akan tetap berjuang demi rasa cinta, dan juga kasih sayang untuk Angga. Bella akan berusaha memperjuangkan semua cintanya.

"G-gue cinta sama lo Angga, gue sayang sama lo, apa sedikit rasa cinta aja di hati lo gak ada buat gue?" Bella masih menangis, merenungi nasib dan segala kekacauan yang terjadi di hari ini.






























Bagaimana part ini?

Tertandai Myawd_013🌻

Follow Ig
@Myawd_013

⚪️⚪️⚪️

The next part➡️

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang