Di antara kita, semuanya itu sangatlah amat jauh. Rintangan dan tantangan hadir sebagai jalur penghalang.
•~•
🌕️🌕️🌕️
"BELLA!" teriak Devan cemas.
Bella sudah pergi dari sana, dan detik selanjutnya, Devan segera melayangkan tatapan membunuh kepada Kevin. Dia mulai mendekat ke arahnya dengan kondisi tangan mengepal kuat. "Gue udah peringatin lo buat gak ganggu Bella lagi! Apa ancaman gue belum cukup buat lo bangsat!"
"Gue gak takut, lo itu cuman semut kecil bro. Gue bagaikan gajah besar, yang sekali injek, tulang-tulang lo bakal remuk semua!" ucap Kevin tersenyum miring.
"Si kecil semut bisa membunuh dengan cara halus, lo liat aja entar, apa yang bakal gue lakuin sama lo." Devan menepuk kencang bahu Kevin kemudian berjalan pergi meninggalkannya.
Langkah kaki Bella terhenti, dia terdiam, Lelaki yang sedang bersama wanita di sampingnya juga ikut diam. Bella masih terisak menangis, sakit di hatinya bertambah di kala ia melihat Angga datang dengan Delia di sampingnya. Detik selanjutnya, Bella kembali berlari cepat menuruni anak tangga agar menjauhi tempat itu. Angga yang melihat kondisi Bella pun cemas, dia tidak tega melihat gadis itu menangis. Ada rasa khawatir menyelimuti hati.
"Bella!" teriak Angga kencang sambil hendak berlari menyusul gadis itu, namun Delia menghentikkannya.
"Angga mau kemana? Udah kamu di sini aja."
"Tapi--"
"BELLA TUNGGU!" Reno berlari mengejar Bella, membuat Angga sedikit emosi di buatnya, namun... dia sangat pintar menutupinya.
"Yaudah ayo." Angga merangkul bahu Delia untuk pergi dari sana. Mengacuhkan Bella, karena dia pikir, sudah ada Reno yang mengejar wanita itu.
•~•
Bella terus berlari di antara banyaknya pengendara motor dan mobil yang berlalu lalang di sana.
Hatinya kini sangatlah hancur dan sakit, berbagai panah telah menusuk tajam ke dalam ulu hati yang paling dalam. Bella berlari tanpa memperdulikan keadaan di sekitar, entah suara clakson mobil ataupun teriakan dari Reno yang sedang berusaha mengejarnya."Bella tungguin gue!" teriak Reno kencang saat melihat Bella menyebrang dengan sangat tiba-tiba, dia menjadi cemas. Takut jika sesuatu hal yang tidak di inginkan bisa terjadi begitu saja.
Bella menyebrang tanpa melihat kiri dan kanan, menghiraukan teriakan Reno yang sangat kencang. Bella sekarang hanya ingin sendiri, hanya sendiri. Dia hanya butuh kesepian dan kesunyian tempat yang tidak ramai di kunjungi banyaknya orang.
Reno mendengus kesal, saat dia hendak menyebrang jalan, tiba-tiba sebuah truk besar menghalangi pandangan, jadilah Reno tidak jadi menyebrang hingga truk besar itu lewat. Dan akibat truk itu juga, Reno jadi kehilangan jejak Bella, wanita itu sudah hilang entah pergi ke mana.
"Argh... sial!" umpat Reno menendang batu kecil yang ada di dekatnya.
***
Semua orang yang berada di area Kampus bergidik ngeri saat melihat Deni datang dengan raut wajah yang amat menyeramkan, dia di temani oleh sesosok wanita cantik di samping kiri badannya. Siapa lagi jika bukan Nisa ibu dari Kevin. Deni dengan cepat menaiki anak tangga, dia sangat marah ketika mengetahui informasi masalah ini dari keponakkannya Devan. Devan sudah bilang, jika Kevin akan menerima akibat dari perbuatan jahatnya. Bukan Devan tidak berani melawan Kevin, namun... Ia pikir ini adalah hal serius menyangkut sebuah keluarga. Maka dari itu, Devan memberitahukan informaai besar ini kepada ayah tiri Kevin juga ayah kandung Bella sendiri. Deni dan Nisa, di kabarkan sudah menikah sirih. Devan tau itu, tapi dia tidak memberitahukan ini pada Bella, dia tidak ingin mengubah kebahagiaan Bella menjadi tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus {END}
Ficção AdolescenteTerkadang sikap pemarah menutupi semua kesedihan pada seseorang. Mungkin umumnya wanita memang yang sering dikejar oleh pria, namun apakah salah jika wanita yang mengejar pria? Bella mengenyampingkan rasa malu, gengsi dan rasa takut akan orang lain...