PK-1

16.1K 582 42
                                    

Dunia itu penuh dengan tipuan dan permainan. Maka bersiaplah untuk kecewa oleh keadaan.


"Kalo sekali lagi gue liat lo bully dia, bakal abis lo sama gue!" Ancaman mengintimidasi itu ia lontarkan untuk lelaki yang kini menatapnya dengan sorot penuh ketakutan.

"Ampun-ampun gue gak akan ganggu dia lagi, cabut bro cabut."

Semua orang yang sedang berkumpul di tempat kejadian, kini sibuk menonton aksi yang tidak asing di setiap harinya.

Pembullyan, perkelahian dan penyelamatan selalu membuat seisi kampus heboh. Dimulai dari berita terkecil hingga terbesar yang viral di media sosial khusus kampus sinar fazar. Setiap harinya akan ada saja berita terkini yang selalu sukses membuat gempar halaman beranda media sosialnya.

"Pengecut beraninya lawan cewek lo semua, sana pergi!" teriaknya tegas dengan tangan tergerak mengambil ancang-ancang melempar sepatu kepada para lelaki itu.

Gadis yang terbully masih setia menunduk sambil menangis. Dia merasa malu karena sudah dibuat jatuh oleh para lelaki itu. Semua buku miliknya kini tergeletak berserakan di mana-mana.

"Ayo bangun jangan nangis lagi, btw lo anak baru ya?" tanya Bella mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri.

"I-iya aku anak baru," jawabnya sambil menunduk.

"Welcome to campus lo gak usah takut dibully lagi oke, gue yakin mereka yang tadi bully lo gak akan berani gangguin lo lagi, percaya sama gue." Bella tersenyum memegang bahu gadis itu.

"Lo juga jangan takut kalo dibully sama orang pengecut kaya mereka tadi, harus lo ingat jangan biarin siapa pun dari mereka jatuhin harga diri lo. Lawan mereka selagi lo gak salah oke."

Bella tersenyum ramah ke arahnya, ia memegang kedua bahu gadis itu dan berkata, "Di dunia ini gak ada yang namanya manusia kuat dan lemah, kita semua sama-sama berjuang di jalan takdirnya masing-masing. Lo harus inget gak semua orang di dunia selalu peduli sama lo. Dunia ini penuh dengan tipuan dan lo harus berdiri sendiri dengan rasa percaya diri lo."

Gadis itu mengangguk. "M-makasih yah aku gak bakal lupa sama kebaikkan Kamu." Gadis itu langsung memeluk tubuh Bella lalu berkata kembali, "Kamu baik banget aku yakin hidup kamu bakal selalu bahagia dan akan dikelilingi orang-orang yang sayang sama kamu."

Bella tersenyum kecil di balik pelukan itu "Nyatanya gue gak sebahagia itu."

"Iya sama-sama."

"Aku akan terus ingat kebaikan kamu," ucapnya sambil melepas pelukan.

"Santai aja kali gue gak akan kemana-mana lagi pula kita satu kampus, karena itu lo bakal liat terus muka gue. Eh iyah, nih buku lo gue pamit pergi duluan yah, byee."

"Awas-awas gue mau lewat." Bella berteriak menerobos kerumunan para mahasiswa tadi.

Kerumunan seketika langsung bubar. Mau apa lama-lama berkerumun jika objek sasaran mereka saja sudah habis adegan. Mereka lebih baik pergi untuk kembali melakukan aktivitas yang sempat tertunda.

"Gila galak banget. Segalak-galaknya dia, gue bakalan tetep mau kok jadi pacarnya," ucap seorang lelaki dengan percaya dirinya.

Tak!

Sebuah buku mengenai kepalanya, membuat sang lelaki mengaduh kesakitan.

"Lo emang mau, tapi lo yakin cewek kaya Bella mau sama cowok kaya lo? Mimpi lo jangan terlalu tinggi Udin!" tegas temannya.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang