Pk-38

2.2K 137 31
                                    


Seputih salju dan semerah darah.
Mulia dan terhina. Tuan putri dan budak.

~•





🌕️🌕️🌕️


Bella melangkah kan kakinya masuk kedalam area Kampus. Satu hari tidak masuk, bagaikan waktu yang sangat lama bagi Bella. Dia bahkan sangat-sangat rindu Kampus ini, apalagi makanan di kantin, seperti mie ayam dan bakso kesukaannya. Mm... Bella merindukan itu. Perlu kalian ingat, yang paling Bella rindukan adalah? Tentu saja lelaki bernama Angga.

"Sumpah yah, gue kangen banget masuk Kampus ini, apalagi kangen Angga. Jangan tanya soal itu, jelas gue rindu banget sama dia."

Bella mulai berjalan masuk dengan santai, melirik kanan dan kiri, apa ada yang salah dengan penampilannya? Mengapa mahasiswa dan mahasiswi memperhatikan Bella? Bahkan mereka menatap tajam ke arahnya? Bella tidak mengerti ini, dia sungguh tidak tau apa-apa di sini.

"Pagi cantik," sapa Reno merangkul bahu Bella.

"RENO! LO BENER-BENER YAH!" bentak Bella emosi.

"Iya dah iya sorry," ucap Reno mengalah sambil melepaskan rangkulan itu.

"Tuan putri udah denger kabar heboh gak?"

Bella menaikkan satu alisnya. "Kabar heboh? Apaan?" tanya Bella penasaran.

"Gebetan lo si Angga itu, kayanya udah punya pacar tuh, bening lagi Wih... cantik dah pokoknya."

Bukh!

Bella menyikut perut Reno.

"Maksudnya apa hah! Lo bilang ke gue buat apa? Ya bodo amat lah, di mana-mana semua cewek itu cantik. Gak ada yang gak cantik," omel Bella kesal.

"Oh iya, lo gak usah sok tau tentang gebetan gue. Gue yakin cewek yang lo liat itu, bukan pacar Angga." Bella berlalu dari hadapan Reno, berjalan cepat untuk mencari objek terbesar nya. Yaitu Angga.

***
"Liat Angga gak?" tanya Bella pada mahasiswi wanita yang berada di depan kelas Angga. Wanita itu menggeleng, rupanya dia tidak tau di mana keberadaan Angga.

"Ayi liat Angga?" tanya Bella pada Ayi yang sedang duduk diam di dalam kelas.

"Oh Angga, dia kayanya ke kantin deh, sama siapa tuh... Mmm... murid baru, iya murid baru. Cewek, pokoknya cantik."

Bella mengangguk, dia pergi dari sana, segera berlari untuk menuju ke kantin.

Matanya berbinar di kala Bella menemukan objek tujuannya, namun kebahagian itu sedikit pudar di kala ia harus melihat wanita yang sedang berada di samping Angga.

Bella mendekat, menaruh keberanian dan juga menyiapkan hati yang besar, Bella harap mimpi semalam tidak pernah terjadi di dunia nyata. Bella mohon jangan terjadi.

"A-angga?" panggil Bella pelan.

Angga yang sedang berbincang dengan Delia pun menoleh ke arah Bella. Lelaki itu sedikit terkejut dengan kehadiran Bella.

"Kenapa? Ada urusan?" tanya Angga dingin.

"B-bella... boleh duduk?"

"Boleh kok, ayo duduk aja," ucap Delia senang.

Bella mengangguk, dia duduk di depan Angga, dia melirik ke arah lelaki itu. Tapi Angga sama sekali tidak terlihat senang dengan kehadirannya, sangatpah berbeda dengan sikap wanita di samping Angga itu, dia dengan senang hati mampu menerima kehadiran Bella, bahkan mungkin sangat senang dengan kehadiran Bella. Mmm... Bella harap begitu.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang