Pk-19

2.2K 144 7
                                        


Bella masih mengekor di belakang Angga, menundukkan kepala sambil tersenyum hangat saking bahagianya.

Bruk!

"Aw!" Bella meringis, keningnya menabrak punggung Angga.

"Kenapa berhenti sih, pake mendadak segala lagi," cibir Bella kesal.

Angga membalikkan tubuh, berhadapan langsung dengan tubuh Bella. Mata mereka saling bertemu. Bella terus mengembangkan senyumannya yang manis, jantung nya berdegup sangat kencang saat ini.

"A-ada apa sih," tanya Bella gugup.

Angga mendekatkan wajah dengn wajah Bella. Bella meneguk ludah, apa yang ingin Angga lakukan.

"Kata Pak Jeki, kita di panggil keruangannya."

Angga kemudian menjauhkan wajahnya, dan tersenyum miring. "Gitu aja baper."

Wajah Bella merona, benar dia sangat gugup ketika Angga mendekatkan wajahnya itu.

"G-gue kira apaan, emang ada apa sih?"

"Cek ponsel lo," titah Angga dingin.

Bella menurut, dia mengambil ponselnya dari dalam tas. Lalu membuka aplikasi WhatsAap.

Pak Jeki : Bella, besok pagi keruangan bapak, beritahu Angga juga.
  

Bella tersenyum memperlihatkan deretan giginya. "He he, yaudah yu."

Angga berjalan lebih dulu meninggalkan Bella, Bella kembali mengikutinya dari belakang.

"Angga tungguin! kita ini pangeran dan cinderella. Masa berjauhan sih," teriak Bella sangat kencang.

Angga tidak peduli, dia terus berjalan dengan cepat. Menghiraukan tatapan-tatapan dari semua siswa yang ada di sana.

"Misi pak."

Brak!

Bella berlari sangat kencang hingga tidak bisa mengontrol diri, dia berhasil menubruk pintu ruangan Pak Jeki.

"Aduh," ringis Bella kesakitan.

"Bella, kamu ini lagi balapan mobil hah? Sembarangan nubruk pintu."

Bella terkekeh. "Iya Pak maaf, abis Angga. Dia gak nunguin saya Pak," adu Bella dengan wajah sedih.

"Sudah-sudah ayo kalian duduk."

Bella dan Angga duduk menghadap Pak Jeki. Raut wajah Pak Jeki sangat terlihat serius, Bella merasa gugup karenanya.

"P-pak mau apa sih? Kok gitu banget liatinnya?" tanya Bella takut.

Brak!

Pak Jeki tiba-tiba saja memukul meja dengan sangat kencang. Bella sampai terlonjak karena kaget, beda dengan Angga yang tidak merubah ekspresi wajahnya yang datar.

"Bapak ingin, kalian berdua...."

"Apa ih Pak, lama banget," ucap Bella penasaran.

"Jadi begini, Bapak ingin minta tolong supaya kalian berdua pergi ke gudang untuk membawakan buku yang sudah tidak terpakai ini, bisa kan?"

Bella menghembuskan napasnya pelan. "Saya kira apa Pak, ya bisa lah."

"Gimana Angga?"

"Baik Pak."

Bella dan Angga mulai membawa buku-buku yang berjumlah lumayan banyak itu keluar, dan membawanya segera ke gudang kampus yang sudah tak terpakai.

"Berat banget sih," keluh Bella.

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang