Semuanya sangat membuat dirinya dilanda perasaan bercampur aduk.
Kini, semuanya berubah.
•~•🌑🌑🌑
1 Bulan berlalu.
Dua orang itu, berdiri di antara dua makam. Seseorang menangis di samping batu nisannya. Menatap nanar nama yang terpampang jelas di batu nisan itu. Dirinya sangat terpukul, karena ini. Semua yang terjadi, bagaikan angin lewat dalam sekejap. Semuanya membuyarkan kebahagiaan yang selama ini sudah terbangun. Dan dalam sekejap pula, semua sedih itu bercampur aduk di dalam dirinya.
"Udah, jangan nangis."
Angga mengusap kepala Bella. Dia memeluk Bella penuh rasa kasihan. Sejak tadi, Bella tak henti-hentinya menangis. Semua orang sangat terpuruk, karena kejadian 1 bulan yang lalu membuat semuanya hancur lebur selebur-leburnya.
Tina Ruzzela Answar-Deni prakasya
Ya. 1 bulan yang lalu, di mana kejadian yang menimpa Bella sangat membuat Bella stres dan trauma.
Waktu itu, Don menembak Deni. Hingga... Dia dinyatakan meninggal dunia, Deni berpulang ke rumah Yang Maha Kuasa. Bella dan Angga sempat koma bersama-sama. Namun, Tuhan berbaik hati pada mereka, sehingga dibangunkan dari acara tidur panjang mereka. Namun, kenyataan pahit ini sangat membuat Bella stres. Kenapa semua ini terjadi pada Bella? Kenapa semua orang yang ia sayangi, selalu perlahan menghilang dan meninggalkan dirinya seorang.
"Aku gak bisa hidup tanpa Papah dan Mamah Angga. Kenapa mereka tega ninggalin aku kaya gini? Kenapa Tuhan jahat sama aku?" Bella menangis tersedu-sedu di dalam dekapan Angga.
Ingatan Bella telah kembali. Semuanya bercampur aduk ketika ingatan itu kembali. Dirinya senang, saat tau jika dia sudah tidak Amnesia lagi. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit di mana kabar Deni yang sudah dinyatakan meninggal dunia? Itu membuat Bella sangat terpukul. Orang iblis yang telah menyebabkan ini semua terjadi pada hidup Bella harus dihukum dengan seberat-beratnya. Bella tidak akan bisa tenang, jika belum melihat Don menderita. Don dikabarkan ditangkap polisi setelah melakukan aksi jahatnya. Dia dihukum jeratan seumur hidup penjara. Namun bagi Bella, ini tidak ada apa-apanya. Ini tak sebanding dengan yang Don perbuat pada ayah dan ibunya. Deni dan Tina meninggal karena ulah lelaki brengsek itu. Bella benci Don. Benci dia. Sangat benci.
"Kamu yang tenang. Ikhlasin Papah kamu, jangan kaya gini yah. Aku mohon," ucap Angga ikut sedih.
Bella menggelengkan kepalanya. Sebagai jawaban tidak bisa. Mana mungkin ia bisa menerima semua ini? Bahkan, semuanya sangat membuat hati Bella hancur sehancur-hancurnya bagai kaca retak tak tersisa.
"Aku gak bisa relain mereka pergi Angga. Aku sayang mereka, tapi kenapa mereka jahat, pada ninggalin aku semua?" tanya Bella memandang sendu wajah Angga.
"Tuhan lebih sayang sama mereka sayang. Tuhan mengurangi rasa sakitnya dunia dari mereka. Ini semua udah jadi garis takdir yang gak bisa ditentang. Kepergian mereka, adalah hal terbaik untuk mereka. Ikhlasin mereka yah, jangan bikin mereka sedih dengan cara kaya gini. Kamu masih punya aku."
Bella menatap sendu batu nisan itu. Dua nama orang tuanya terpampang jelas di sana. Satu tetes air mata, kembali ia tumpahkan. Rasa sakitnya sangat amat begitu dalam. Hingga napas Bella memburu karena saking sakitnya.
"Bella sayang kalian. B-bella... Ikhlasin kalian pergi. Pah, Mah, kalian akan menjadi orang tua terbaik untuk Bella. Terima kasih, untuk pengorbanan yang kalian berikan untuk Bella. Makasih, untuk seluruh kasih sayang, yang udah kalian beri buat Bella. Makasih, udah jadi orang tua Bella. Makasih, karena kalian, mengorbankan semuanya untuk Bella. Bella bahkan belum sempat membalas sedikit apapun sama kalian. Bella belum jadi anak baik buat kalian, Bella belum bisa bahagiain kalian. Tapi... Kalian udah ninggalin Bella duluan. Maaf, karena rasa sakit yang kalian alami di dunia, separuh rasa sakit itu, hadir karena Bella. Papah meninggal karena lindungin Bella, Mamah meninggal karena Bella juga. Maaf...." Tubuh Bella bergetar. Menandakan bahwa Bella kembali menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus {END}
Fiksi RemajaTerkadang sikap pemarah menutupi semua kesedihan pada seseorang. Mungkin umumnya wanita memang yang sering dikejar oleh pria, namun apakah salah jika wanita yang mengejar pria? Bella mengenyampingkan rasa malu, gengsi dan rasa takut akan orang lain...