Pk-25

2.5K 130 2
                                    

“Hanya kamu di hati ini, tidak akan bisa terganti walau datang banyak hati.”



*
*
*

Bella menatap Angga sendu, banyak ribuan pertanyaan yang ingin Bella tanya kepada Angga. Dan pertanyaan itu sangat lah mudah, yaitu tentang, apakah Angga sudah mencintainya? Bella tidak akan pernah bosan untuk melontarkan pertanyaan itu kepada Angga. Bella akan bertanya setiap hari, sampai titik dimana suatu hari nanti, Angga akan mencintainya juga.

"Ekhem!"

Seseorang memegang bahu Bella. Bella membalikkan tubuhnya dengan pelan-pelan.

"Cantik." Satu kata yang berhasil lolos dari mulut pria di hadapannya.

Bella mengerutkan kening, mengusap kasar air matanya. "Siapa lo?"

Lelaki itu bersedekap dada. "Siapa lo?"

Bella mendengus kesal. "Gue nanya, kenapa lo balik nanya?"

Lelaki itu terkekeh. "Kenalin, gue Renoynald. Panggil gue Reno." lelaki itu menyodorkan tangannya kepada Bella.

Bella menerima uluran tangan Reno, dia sedikit risih saat melihat tatapan Reno yang agak berbeda.

"Gue anak baru, pindahan dari Bandung."

Bella hanya mengangguk, Bella berniat untuk pergi dari sana. Karena lantai licin, Bella pun terpeleset dan hampir jatuh jika Reno tidak sigap menangkap tubuhnya.

"Eh buset. " Reno menangkap tubuh Bella.

Devan dan Dela tidak sengaja menemukan mereka dalam posisi yang sangat terbilang romantis. Seperti di dalam kisaj novel juga di dalam tayangan serial televisi, bahkan di dalam film drama korea sekalipun.

"Anjir, itu si Bella udah move on dari si Angga?" Dela menepuk-nepuk pundak Devan.

"Sakit onta!" ringis Devan.

"Ayo cepetan kita samperin." Devan menarik paksa tangan Dela.

"Bella," panggil Devan dan Dela secara bersamaan.

Bella tersadar, Reno pun juga tersadar. Mereka kompak memperbaiki posisi seperti sedia kala. Bella merasa canggung, dan juga risih.

"Makasih Ren. Dela ayo ikut gue." Bella tiba-tiba menarik tangan Dela agar mejauh dari tempat kejadian.

Devan menatap Reno dengan tatapan penuh tanya. Lelaki baik? Atau jahat?

"Lo siapa?" tanya Devan penasaran.

"Renoynald, panggil gue Reno. Anak baru pindahan dari Bandung."

Devan mangut-mangut, beralih menepuk kencang bahu Reno. "Bella sepupu gue," ucap Devan pelan.

Senyum Reno terukir. "Ada peluang dong?" tanya Reno senang.

"Gak semudah itu," ucap Devan dengan senyuman sinis.

"Kejar Bella, kalaupun lo mampu. Ambil hatinya, itupun kalo lo bisa." Devan berlalu dari hadapan Reno.

Reno tersenyum. "Hati cewek? Gampang lah," lirih Reno percaya diri.

•~•

Bella dan Dela sudah duduk diam di dalam kelas. Mereka tengah belajar, namun Bella tidak kunjung bisa fokus. Pikirannya masih tertuju pada Angga, lelaki itu masih saja Bella pikirkan.

"Stt... Bella," panggil Dela pelan.

"Eh apaan?" tanya Bella kaget.

"Tadi cowok siapa? Gebetan baru lo?" tanya Dela menaik-turunkan kedua alisnya.

"Mana ada! dia itu anak baru. Lagian di hati gue cuman ada Angga."

1 jam kemudian.

Bella memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tasnya. Menggendong tas itu di bahu kanan. Lalu segera berjalan keluar kelas untuk segera menyusul Dela yang sedang pergi ke toilet.

Mata Bella tertuju pada satu objek. Angga, lelaki itu sedang menuju ke parkiran. Sepertinya akan segera pergi menggunakan mobil merahnya. Bella dengan cepat berlari untuk menghampiri Angga.

"Tunggu!" cegah Bella mencengkram kuat pergelangan tangan Angga.

"Apa sih lo? ada urusan apa?" tanya Angga dingin, datar dan menusuk pendengaran Bella.

"B-bella mau--"

"Hei, pulang bareng yu?"

Reno mengacaukan semuanya, Bella mendengus kesal karena itu. "Lo ngapain sih? Gue gak mau, lo pulang aja sana."

"Kenalin gue Reno." Reno mengulurkan tangan ke arah Angga.

Angga menatap dingin lelaki dihadapannya. "Angga."

Angga menepis kasar tangan Bella, dia langsung bergegas masuk ke dalam mobil. Lalu segera menancap gas dan pergi, meninggalkan Bella dan juga Reno.

"Yu?" Reno menggenggam tangan Bella.

"Apasih! gue gak mau ya!" bentak Bella.

"Dev yang nyuruh gue," ucap Reno dengan nada tinggi.

"Ya tapi gue gak mau. Gue bisa pulang sendiri kok." bentak Bella kencang.

Bella pergi meninggalkan Reno, kesal rasanya saat tau bahwa Reno di suruh Devan untuk mengantarkannya pulang.

***

"Dev," panggil Bella geram.

Devan menengok, baru saja dia ingin mengenakkan helm pada kepalanya. Namun di urungkan karena teguran sepupunya.

"Bella, belum pulang?"

"Kenapa sih, lo nyuruh Reno buat anterin gue pulang?" tanya Bella emosi.

"Bella, Reno baik, dia gak kaya--"

"Siapa? Angga?! Stop Dev, gue kan udah bilang kalo lo gak usah ikut campur, ini hidup gue. Gue bisa jalanin ini sendirian, gue yakin Angga bakal secepatnya suka sama gue," teriak Bella kencang.

"Lupain Angga Bella! Reno jauh lebih baik," bentak Devan tersulut emosi.

"Sampai kapan pun, di hati gue? Hanya ada Angga," balas Bella dengan tatapan dingin.

"Tapi Bell, Reno itu ba--"

"Udah Dev, stop. Gue gak mau denger lagi apapun tentang Reno,"

Bella pergi meninggalkan Devan. Devan mengusap kasar mukanya. Sulit memang, sangat sulit jika ingin menasehati Bella. Tapi, Devan melakukan ini demi Bella. Bella berhak mendapatkan cinta yang tulus.

***
Bella berjalan menyusuri jalanan. Suara rusuh yang berasal dari mobil dan motor, Bella menganggap semuanya tidak ada, dia menganggap bahwa dunia ini sunyi tak berpenghuni. Hanya ada Bella di sana, di tengah ramainya orang, di tengah rusuhnya bunyi-bunyi dari segala kendaaran.

Angga, di hati aku hanya ada kamu. Aku gak bisa gantiin posisi kamu sama orang lain. Terlalu sulit bagi aku.’ Batin Bella.

"Ya ampun Dela!" Bella menepuk jidatnya.

Bella melupakan Dela. Dia berjanji untuk pulang bersama Dela, tetapi sekarang Bella meninggalkannya.























Bagaimana part ini?

Tertandai Myawd_013🌻

Follow Ig
@Myawd_013

⚪️⚪️⚪️

The next part➡️

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang