Hari ini Bella sudah menepati janji. Dia semalam nekat mengganti kartu hpnya. Dela sampai pusing dengan tingkah Bella yang sangat konyol ini. Demi Angga? Cowok kejam berhati iblis, Bella rela melakukan segala cara agar bisa dekat dengan dia.
"Bella ayo, nanti kita telah loh," tegur Dela.
"Bentar Del, gue mau masukin dulu nomor Angga ke hp gue." Bella masih mengutak-ngatik ponselnya. Berasa tidak tenang jika nomor Angga belum dia save di ponselnya.
"Nah udah nih, tapi bentar gue mau chat dia dulu. Sabar ya Dela," Bella menampilkan deretan gigi putihnya. Dela hanya mengangguk pasrah.
Bella. R : Selamat pagi💓morning Angga, ayo bangun jangan sampai telat masuk kampus. Ini Bella Angga, disve yah. Jangan diblokir lagi loh nomornya, gue mohon please😳
Bella tersenyum bahagia. "Udah, yu berangkat."Mereka berjalan pergi meninggalkan rumah Dela.
🌑🌑🌑Angga berdecak kesal. Siapa yang mengirim pesan pagi-pagi seperti ini? Angga sangat ngantuk, semalaman dia tidak bisa tidur karena di pikirannya hanya ada Delia, Delia, dan Delia.
Angga pada akhirnya mengambil ponsel di meja dengan kasar. Lalu membuka aplikasi WhatsAap nya.
1 pesan belum dibaca
Angga melihat siapa pengirimnya. Lagi-lagi disana belum tertera nama sang pengirim. Pasti ini nomor baru.
Angga membukanya dengan cepat. Dia terkekeh saat melihat isi pesannya.
+62831*** : Selamat pagi💓morning Angga, ayo bangun jangan sampai telat masuk kampus. Ini Bella Angga, disve yah. Jangan diblokir lagi loh nomornya, gue mohon please😳
"Gadis gila, emang gila dasar." Angga melempar ponselnya ke arah kanan tempat tidur.
Angga sempat terdiam sesaat, memikirkan sang pengirim pesan. Bella? Ya... tentu, tapi apa Angga benar memikirkan Bella.
"Shit! Ayolah Angga, di hati lo cuman ada Delia. Dan cewek aneh kaya Bella, cuman pantes di jadiin mainan lo doang."
Angga bangun dari tidurnya, merampas handuk lalu segera pergi berjalan ke arah kamar mandi.
•~•
"Gimana? Dia bales?"
Bella menggelang sesaat, nampak segurat rasa kecewa di wajahnya. Namun sedetik kemudian, pancaran senyumnya muncul lagi.
"Tapi gak papa, yang penting dia gak blokir kontak gue lagi. Itu udah bikin gue seneng banget."
"Morning girls," sapa seorang lelaki dengan postur tubuh tinggi dan juga wajah tampan. Tak lupa otot-otot besar yang sedikit terlihat menonjol di balik baju kemeja miliknya.
"Kenapa eh, kok princes gue cemberut?" Lelaki itu menarik dagu Bella agar wajah Bella terlihat jelas.
"Biasalah, kalo lagi jatuh cinta bawaannya galau mulu dia tiap hari," Dela menjawab dengan malas.
"Seriusan? Lo udah nemuin pengganti si Jero? Mantan cupu lo itu, yang banyak gaya itu?"
"Diem deh! Ngapain sih harus bahas masa lalu, gue gak suka," teriak Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus {END}
Teen FictionTerkadang sikap pemarah menutupi semua kesedihan pada seseorang. Mungkin umumnya wanita memang yang sering dikejar oleh pria, namun apakah salah jika wanita yang mengejar pria? Bella mengenyampingkan rasa malu, gengsi dan rasa takut akan orang lain...