Pk-45

2.8K 138 24
                                        



Ibarat orang buta yang hanya tau apa kata orang, tanpa bisa melihat kejadian sebenarnya. Kamu hanya mendengar tanpa melihat Angga.

~•






🌕️🌕️🌕️

Bella tidak beranjak dari samping tempat tidur Tina. Dia masih setia mengompres kening ibunya, tak ingin pergi apalagi jauh-jauh dari Tina. Bella sangat cemas. Kejadian yang tak pernah Bella duga, yaitu Deni masih saja membela Kevin, walau Bella tidak tau kejadian sebenarnya, Bella sudah tau apa jawabannya, pastinya Deni membela Kevin. Walaupun anak tiri, mungkin Deni bersikap sedemikian karena dia mencintai Nisa. Bella bisa apa?

"Mah, Mamah harus sembuh, Bella gak sanggup liat Mamah terbaring lemas kaya gini," lirih Bella pelan dengan senyuman gentir terukir di wajahnya.

Tina hanya diam, dia tidur nyenyak setelah diberi bubur ayam oleh anaknya. Bella masih setia menggenggam erat pergelangan tangan Tina.

"Angga?" gumam Bella pelan, dia sekarang  memikirkan lelaki itu.



🌑🌑🌑

Pagi harinya, Bella sudah bersiap dengan segala perlengkapan Kampus. Tak lupa, ia sempatkan waktu untuk menghangatkan bubur ayam yang akan ia hidangkan pada ibunya. Bella kini sedang berjalan ke arah kamar Tina, membuka perlahan pintu itu dengan sangat hati-hati, takut-takut jika dia membangunkan Tina yang terlihat masih terlelap tidur.

Krek!

Bella memejamkan mata di saat dia tidak sengaja menyenggol guci di ruangan itu, sontak saja Tina terbangun karena terkejut.

"M-maaf Mah, Bella gak sengaja."

Tina mengangguk sambil tersenyum kecil. "Sini sayang, ngapain berdiri di situ?"

Bella terkekeh, dia segera membawa nampan berisi bubur itu kepada Tina. "Mamah makan dulu yah, biar cepet sembuh. Mamah gak tau apa? Bella sedih pake banget liat Mamah sakit demam kaya gini." Bella memajukan sedikit bibirnya beberapa centi.

"Maaf sayang, Mamah hanya kurang istirahat, apalagi saat Mamah tau bahwa kamu pergi entah kemana, Mamah cemas."

Bella menunduk, sebuah penyesalan yang datang di akhir kejadian adalah sesuatu hal yang paling menyakitkan. Bella tidak tau jika kepergiannya akan memicu masalah seperti ini, apalagi sampai membuat ibunya sakit.

"Ya udah, kamu berangkat sana, jangan sampai telat," ucap Tina pelan.

"Iya Mah, Mamah pokoknya jangan keluar dulu oke, Bella janji akan pulang cepet." Bella mencium kening Tina, dia tersenyum hangat ke arah ibunya.

Tina mengangguk pelan, dia mengelus lembut rambut putrinya. "Kamu hati-hati ya sayang, kalo ada apa-apa, kamu langsung kabarin Mamah oke."

"Iya Mah, Bella janji."

Bella lalu berjalan keluar untuk segera menemui Devan. Dia berusaha tersenyum bahagia di depan lelaki itu. "Hi Dev, selamat pagi."

"Pagi Bell, udah siap?"

Bella mengangguk cepat, dia kemudian segera masuk ke dalam. Mobil Devan.

"Dev, Kevin...."

"Lo tenang aja, dia udah di urus sama bokap lo. Semua video juga foto yang tersebar, udah dihapus atas perintah kepala yayasan. Hari ini bakal berjalan seperti biasanya Bell, percaya sama gue."

Preman Kampus {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang