NOTE: YU AJAK TEMAN YANG LAINNYA SUPAYA BACA KISAH INI. PERJUANGAN BELLA DAN KEANGKUHAN ANGGA.
Rumah sederhana namun sejuta bahagia.
Bella
•~•
🌕️🌕️🌕️
"Ngapain Anda di sini?" tanya Bella dingin.
"Kamu tidak diajarkan sopan santun rupanya. Saya lebih tua dari kamu," ucap Nisa dengan tangan bersedekap dada.
"Maaf tante, tapi saya tidak memandang umur. Siapapun dia yang berperilaku sopan pada saya, saya pun akan bersikap sopan padanya. Lihat sekarang, apakah anda memperlihatkan sikap sopan pada saya? Saya rasa tidak, buktinya anda sudah berani masuk ke dalam kamar saya tanpa izin dari pemiliknya." Bella menatap datar wanita di depannya.
Nisa sedikit menciut, namun detik kemudian dia kembali bersikap angkuh. "Saya sudah mendapat izin kok, lebih tepatnya dari sang pemilik rumah langsung. Ayahmu."
Bella memutar bola matanya. "Terserah, tapi anda ada keperluan apa berada di kamar saya?" tanya Bella dingin.
"Saya sedang mengecek, rencananya kamar ini akan saya jadikan kamar Kevin, atau... saya jadikan gudang."
Bella tersenyum sinis. "Bisakah anda keluar? Saya mau mengemas barang-barang." Bella mempersilahkan Nisa agar segera keluar dari kamarnya.
Nisa keluar kamar dengan raut wajah kesal. Bella hanya bisa menghembuskan napas panjang. Dia sangat pusing dengan kelakuan wanita ular itu.
"Huh... oke Bella, waktunya untuk berkemas."
Bella melempar tas gendong nya ke sembarang arah. Mencepol rambut panjangnya menggunakan jedai berwarna pink. Bella langsung mengambil koper berukuran sedang dan mulai memasukan pakaian-pakaian miliknya ke dalam sana.
Ting!
Bella mengerutkan keningnya. Siapa yang mengirimkan pesan? Tanpa pikir panjang, Bella menghentikkan kegiatannya dan langsung meraih ponsel itu lalu membuka aplikasi whatsaap.
Angga. A : Lo di mana? Gak masuk?
Detakan jantung Bella rasanya berhenti saat jtu juga. Bella sangat ingin menangis lagi saat itu juga. Dan berakhir dengan dia yang memilih untuk tidak membalas pesan dari Angga. Bukan tak ingin, tapi... Bella hanya ingin menyendiri saat ini. Dia memang rindu lelaki itu, tapi bukan waktu yang tepat jika saat ini dia terlalu pokus pada tujuan cintanya. Masalah keluarga jauh lebih penting saat ini.
***
Angga mengerutkan keningnya merasa heran dan aneh, ketika wanita ini tidak kunjung membalas pesan darinya. Sangat berbeda dari sebelumnya."Angga, kamu lagi ngapain?"
Delia datang dan langsung duduk di samping Angga.
"Kamu lagi chat siapa sih? Coba liat." Delia hendak merampas ponsel Angga, namun lelaki itu lebih cepat menjauhkannya.
"Gak ada."
"Hmm... oke. Sore ini kita jadikan ke taman?" tanya Delia dengan wajah penuh harap.
"Maaf Del, aku gak enak badan, kita pergi lain waktu oke." Angga mengacak rambut Delia, lalu berjalan pergi meninggalkan Delia sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kampus {END}
Teen FictionTerkadang sikap pemarah menutupi semua kesedihan pada seseorang. Mungkin umumnya wanita memang yang sering dikejar oleh pria, namun apakah salah jika wanita yang mengejar pria? Bella mengenyampingkan rasa malu, gengsi dan rasa takut akan orang lain...