Menelan ribuan luka yang diutarakan atas nama cinta. Aku muak dengan semua itu, kenapa semua orang melakukan hal yang membuatku kembali terluka? Lagi-lagi aku terlihat bodoh, aku menyesal karena beberapa kali menelan ribuan luka dan dusta yang terucap dengan alasan mencintai. Lalu kembali melakukan hal yang sama di kemudian hari.
Aku manusia bodoh yang hanya bisa melukai diri sendiri ketika masalah menghampiri, aku manusia bodoh yang hanya bisa meneteskan air mata ketika terjebak dalam kenangan yang menyayat hati, aku manusia bodoh yang sering kali menelah bualan dan omong kosong semata hanya karena masalah hati.
Hatiku mudah luluh dengan janji-janji yang terucap begitu manis melewati dunia maya. Dunia yang perlu dipertanyakan kebenarannya. Tapi itulah duniaku, dunia khayal yang selalu memanjakan mata dengan ribuan dusta yang terhampar luas di dalamnya.
Aku bukan manusia kuat yang bisa melapangkan dada ketika masalah menghampiri, aku yang selalu ingin membalaskan dendamku pada mereka yang ada di sana. Namun apalah daya, dunia maya hanya sebatas mimpi bagiku untuk menemui mereka.
Hingga akhirnya aku lah yang selalu terluka baik itu fisik maupun mentalku.
Aku benci pada diriku sendiri, kenapa aku mudah percaya pada orang lain?
Ketika orang yang ku percaya menghianatiku, aku mencari orang baru untuk menjadi penggantinya, bahkan beberapa kali aku melakukan hal yang sama. Aku pikir orang baru muncul dihidupku untuk membalut lukaku yang terasa begitu perih dan membuatku kembali tersenyum bahagia, tapi nyatanya hanya sesaat. Mereka semua menghianatiku, mereka melukaiku hatiku, mereka menghancurkan mentalku.
Teringat begitu jelas di benakku apa yang mereka katakan, aku mencintaimu lupakan lukamu yang dulu, aku akan selalu berada bersamamu.
Apa? Mana buktinya? ketika dunia yang ingin kita gapai hanya sebatas khayalan apa kita bisa berpijak padanya?
Mereka menghianatiku, mereka pergi menjauh tanpa kabar, mereka meninggalkan harapan dan luka yang begitu membekas di hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.