Aku lelah! Dimana aku? Mengapa dinding-dinding ini seakan tak memiliki akhir?! Tidakkah seorang pun ingin menjemputku pergi dari sini? Mengesalkan! Jika saja aku pada awalnya tidak penasaran dengan permainan aneh ini. Pastinya aku tidak akan kelelahan seperti sekarang. Di sini bahkan tidak ada penerangan sama sekali! Jadi kemana aku harus pergi? Timur? Barat? Ah, bahkan aku tidak tahu dimana pastinya bagian-bagian itu! Ya Tuhan! Tolong aku! Dinding yang mengapitku di kanan-kiri membuatku sesak berlama-lama di sini. Tumitku sudah sangat sakit karena perjalanan mencari jalan keluar namun tak kunjung ditemukan. Hingga aku menyerah dan memutuskan duduk beristirahat menunggu seorang penolong datang. Namun sedari tadi tak ada seorang pun melewati daerah ini. Hey, daerah mana ini? Astaga, sepertinya permainan labirin ini memang sangat berbahaya. Haruskah aku menunggu ajal saja yang datang menjemput? Tidak ada makanan dan air. Hanya kegelapan yang menyelimutiku. Mungkin memang takdirku tersesat di daerah tak berujung ini. Mari memejamkan mata, merenungkan kata-kata terakhir untuk diucapkan pada dunia! Hahaha, keras kepala.
Kesalahan :
• ada salah kata 'di' dan 'ke'
• kalau pakai 'namun' beri koma.Sudah direvisi :
Aku lelah! Di mana aku? Mengapa dinding-dinding ini seakan tak memiliki akhir?! Tidakkah seorang pun ingin menjemputku pergi dari sini? Mengesalkan! Jika saja aku pada awalnya tidak penasaran dengan permainan aneh ini. Pastinya aku tidak akan kelelahan seperti sekarang. Di sini bahkan tidak ada penerangan sama sekali! Jadi ke mana aku harus pergi? Timur? Barat? Ah, bahkan aku tidak tahu dimana pastinya bagian-bagian itu! Ya Tuhan! Tolong aku! Dinding yang mengapitku di kanan-kiri membuatku sesak berlama-lama di sini. Tumitku sudah sangat sakit karena perjalanan mencari jalan keluar, tetapi tak kunjung ditemukan. Hingga aku menyerah dan memutuskan duduk beristirahat menunggu seorang penolong datang. Namun sedari tadi tak ada seorang pun melewati daerah ini. Hey, daerah mana ini? Astaga, sepertinya permainan labirin ini memang sangat berbahaya. Haruskah aku menunggu ajal saja yang datang menjemput? Tidak ada makanan dan air. Hanya kegelapan yang menyelimutiku. Mungkin memang takdirku tersesat di daerah tak berujung ini. Mari memejamkan mata, merenungkan kata-kata terakhir untuk diucapkan pada dunia! Hahaha, keras kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.