Tenggelam. Satu kata yang mendeskripsikanku dengan benar. Mungkin memang benar karena selama ini aku hanya berfokus pada duniaku. Selama ini aku hanya melihat diriku sendiri, tak berniat melihat dunia yang dimiliki orang lain. Selama ini aku hanya terbenam dalam kesibukanku yang tak ada habisnya, memelototi computer tua yang tergeletak di dalam ruangan kantor. Duduk nyaman di atas kursi roda yang telah usang. Aku sama sekali tak berniat sekalipun untuk sekedar bertukar sapa dengan teman-teman kerja. Menyapa bukanlah sesuatu hal yang penting bukan? Setidaknya dengan begitu kita bisa menghemat sedikit energi. Hari-hari yang kulalui selalu berjalan sama, bagai air yang mengalir tenang.
Ah, semuanya baru kusadari sekarang. Benar-benar terlambat! Selama ini aku mengunci diriku sendiri dari dunia luar, aku hanya memiliki satu tujuan yaitu untuk fokus ke depan. Masa-masa yang kulalui selama ini, sekarang mulai terasa hampa. Tak ada kenangan yang dapat membuatku tersenyum ataupun tertawa bahagia seperti orang lain. Benarkah aku menjalani hidup yang membosankan seperti ini? Aku benar-benar tak mengerti dengan diriku sendiri. Maka biarlah sekarang ini aku menertawakan diriku yang menyedihkan, biarlah sekarang aku menyesali pemikiran-pemikiran bodohku dulu, dan biarlah aku beristirahat sejenak. Untuk merenungi setiap kenangan hampa yang dulu pernah kubuat. Nah, sekarang marilah kita menyeduh kopi dan menenggaknya dengan takzim, sebagai representasi bahwa lembaran baru kehidupanku dimulai.
Kesalahan :
• memelototi, bahasanya kurang enak
• computer itu salah, yang benar komputer
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.