Gelap sekali. Aku sudah dari setengah jam yang lalu menginjakkan kaki ini dan melihat semuanya gelap. Tak ada penerangan sedikitpun. Tanganku berusaha menggapai benda yang ada di samping diriku. Dan yang ada hanya dinding berlumut. Aku bingung harus bergerak atau berhenti. Karena semuanya terlihat sama dan tak ada jalan keluar. Instingku selalu berkata untuk berjalan terus ke depan tanpa berbelok. Kakiku seperti berkata berhenti, semuanya akan sia-sia. Ya memang semua terasa sia-sia. Tetapi aku tak mau berada di sini. Berjalan tak kenal arah, berusaha dan menghiraukan lelah yang mendera. Dan parahnya tak ada setitik cahaya penerangan. Angin berembus semakin kencang. Mungkin aku berada di alam bebas? Tetapi mengapa semuanya yang ada di sampingku hanya dinding berlumut? Bukan pohon ataupun rerumputan. Sebenarnya aku di mana? Mengapa aku bisa terjebak di sini? Siapapun tolong aku! Sungguh aku tak kuat berjalan seperti ini. Otak sudah tak bisa berpikir jernih. Aku bernapas tak beraturan. Peluh keringat mengalir deras. Ya aku memilih menyerah. Biarkan aku mati di sini. Biarkan tubuhku membusuk di sini. Aku sudah tak mau melangkah ke jalan yang sama tanpa ada ujung. Oh apa aku terjebak dalam labirin? Yang sialnya tak ada ujung?
Kesalahan :
• Kata tetapi, seharusnya tidak boleh dijadikan awal kalimat.
• Setelah kata 'ya' dan 'oh' seharusnya berikan koma.
• Sedikitpun seharusnya sedikit pun
• Siapapun seharusnya siapa pun
• Kata 'dan' seharusnya tidak digunakan sebagai awal kalimatSudah direvisi :
Gelap sekali. Aku sudah dari setengah jam yang lalu menginjakkan kaki ini dan melihat semuanya gelap. Tak ada penerangan sedikit pun. Tanganku berusaha menggapai benda yang ada di samping diriku. Dan yang ada hanya dinding berlumut. Aku bingung harus bergerak atau berhenti. Karena semuanya terlihat sama dan tak ada jalan keluar. Instingku selalu berkata untuk berjalan terus ke depan tanpa berbelok. Kakiku seperti berkata berhenti, semuanya akan sia-sia. Ya, memang semua terasa sia-sia. Namun, aku tak mau berada di sini. Berjalan tak kenal arah, berusaha dan menghiraukan lelah yang mendera. Parahnya tak ada setitik cahaya penerangan. Angin berembus semakin kencang. Mungkin aku berada di alam bebas? Namun, mengapa semuanya yang ada di sampingku hanya dinding berlumut? Bukan pohon ataupun rerumputan. Sebenarnya aku di mana? Mengapa aku bisa terjebak di sini? Siapa pun tolong aku! Sungguh aku tak kuat berjalan seperti ini. Otak sudah tak bisa berpikir jernih. Aku bernapas tak beraturan. Peluh keringat mengalir deras. Ya, aku memilih menyerah. Biarkan aku mati di sini. Biarkan tubuhku membusuk di sini. Aku sudah tak mau melangkah ke jalan yang sama tanpa ada ujung. Oh, apa aku terjebak dalam labirin? Yang sialnya tak ada ujung?Tugas - srianie
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.