Semua manusia membutuhkan sanjungan, ataupun apresiasi dari orang lain. Tentu alasan sederhana untuk mendorong dan mendukung diri kita agar lebih semangat lagi untuk menjalani segala hal.
Ada juga yang membutuhkan komentar yang baik akan penampilannya ataupun hasil yang ia dapatkan, supaya kedepannya lebih baik. Tapi banyak sekali orang menangkap sanjungan dan pujian seperti makanan pokok yang harus ada setiap saat. Padahal jika terus menerus mendapatkan pujian baik, bisa menjadi hal buruk bagi mental. Yang pasti akan terus ketagihan untuk di puji, mudah down saat ada komentar kurang baik, dan merasa diri paling baik dan hebat. Jaman sekarang kita tak asing dengan medsos. Banyak banget fungsi medsos ini, tentu ada yang positif dan negatifnya juga. Jika di perhatikan kebanyakan orang memakai medsos untuk menonjolkan keindahan fisik, memamerkan segala sisi yang ia punya, mencari sensasi dan banyak lagi.
Contoh dari Adikku, ia memiliki kepribadian pendiam dan tertutup, tapi jika di media sosial ia berubah jadi banyak tingkah, dan ramai. Bahkan ia punya banyak teman yang kenal di medsos. Yang aku tau dia berada di circle pertemanan yang hits dan tenar di media sosial bahkan menjunjung tinggi ketenaran, sifat pamer, dan pujian. Sampai suatu waktu ia sangat berubah, yang pastinya dari pertemanannya yang kurang baik. Sejujurnya aku tau ia lelah berlaku seperti itu, aku pernah melihatnya menangis sendirian sembari menatap ponselnya. Aku selalu menasehatinya supaya tidak terlalu mengharapkan sanjungan dari banyak orang, untuk sekedar di lirik dengan menunjukkan sisi diri yang bukan sebenarnya.
Tapi ia selalu menolak, dan terus menceritakan betapa banyak sanjungan dari media sosial kepadanya. Perjuangannya memang tidak sia-sia, tapi aku tau banyak luka yang ia tambal dengan sikapnya yang di buat-buat
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.