Tenggelam dalam kesibukan dunia. Otak manusia itu sependek angan, terkadang terlampau bodoh. Mereka mengemis kepuasan jenaka yang tak pernah nyata, meraih sesuatu tanpa adanya usaha atau doa. Menginginkan sesuatu secara cuma-cuma. Bahkan, mempertaruhkan nyawa seseorang demi kepuasan dunia. Tenggelam sudah mereka dalam labirin kehampaan. Tidak ada jalan keluar bagi mereka yang selalu putus asa. Apa gunanya menyerah? Di dunia ini, kita dilatih untuk berjuang meraih kemenangan diri sendiri. Jika sudah menang, meminta sebuah pengakuan. Bukankah itu hal wajar? Namun, belum lagi berjuang, ingin diberikan pengakuan. Dia bodoh, atau tidak berotak?
Manusia itu egois. Semua, sama rata. Egois dalam banyak hal untuk kepuasan yang tidak tahan lama. Mereka sudah tenggelam dalam ego masing-masing. Terkadang, dunia ini suka tertawa tatkala melihat ekspresi wajah orang-orang bodoh itu. Mengemis pada dunia yang suka bercanda lebih dari tawa yang hambar. Apa mereka tidak sadar bahwa mereka ditatap remeh oleh semesta? Bertingkah seolah paling benar. Berlagak hebat dengan satu keahlian biasa. Merasa paling kaya dengan harta orang tua. Semua, semua kebodohan ini tidak akan pernah berakhir. Itulah manusia. Terlalu jauh tenggelam dalam sifat masing-masing. Mengais sifat lain dan kepuasan diri hanya untuk dunia, tanpa mau peduli bahwa setelah kematian datang, akan ada dunia lain yang menyambut mereka. Dunia yang lebih berat, dari apa yang mereka kira. Dunia yang penuh dengan kesenangan untuk kepala yang berbuat baik di dunia. Juga dunia yang penuh kesengsaraan untuk mereka yang hanya tahu kenikmatan dunia saja. Hidup ini berat, bagi mereka yang tidak tahu jalan pulang.
Kesalahan :
Tidak ditemukan
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.