Tenggelam. Mungkin kata ini yang menggambarkan aku sekarang. Bagaimana tidak? saat ini kepala hingga ujung kaki-ku berada di gelapnya laut dalam.
Menyaksikan bagaimana cahaya matahari perlahan memudar dari pandangan mata. Membiarkan tubuh ini jatuh semakin jauh. Aku memejamkan mata, merasakan betapa dinginnya air laut yang menenggelamkan diriku mentah-mentah. Diluar sana, mungkin saja ombak pantai berdiri sambil menari-nari menyambut datangnya seseorang yang paling berharga bagi benda cair itu.I tried to scream, but my head is underwater. Tepat setelah kalimat itu berputar di benakku, mataku terbuka. Aku bisa merasakan perubahan dalam diriku. Jika ada yang melihatku saat ini, mungkin dia akan kaget. Aku bisa menjaminnya. Aku sendiri tahu, siapa yang tidak kaget saat melihat seseorang berubah seperti ini. Mata yang semula redup, kini berganti dengan terangnya hijau rumput. Menjadi akses untuk melihat dunia bawah laut dalam kegelapan. Aku tersenyum saat menemukan anggota tubuh yang biasa aku gunakan di darat untuk berjalan, berubah menjadi sebuah ekor besar berwarna hitam keemasan. Indra penglihatanku menyorot bagaimana seluruh makhluk yang tinggal disini berbondong-bondong mendekatiku. Aku membiarkan tubuhku diayunkan oleh air laut. Siapapun tidak akan bisa melihat isi lautan seperti ini, kecuali diriku seorang. Ya, hanya aku. Sang penguasa laut yang mulia.
Kesalahan :
• diluar itu dipisah, menjadi di luar
• disini itu dipisah, menjadi di sini
• siapapun itu dipisah, menjadi siapa pun
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.