Tenggelam dalam ketakutan, kesedihan, serta penyesalan ternyata membuatku sulit melupakanmu. Dua tahun berlalu, aku masih ingat bagaimana suasana pantai saat itu. Cerah, tetapi mendung. Tenang, tetapi ombaknya besar. Ramai, tetapi kami memilih menyendiri. Dia tidak bisa, tetapi mencoba buat aku percaya jika dia bersahabat dengan air laut kala itu. Tepatnya, 21 April 2019 kami menanti comeback Twice - Fancy sembari menghabiskan waktu di pantai sebelum MV-nya keluar. Ah, itu merupakan saat-saat menyenangkan bagiku. Kami berdua berbagi pengalaman, berbagi masalah, dan berbagi hal kecil yang ternyata berdampak besar dalam di hidup. Jujur saja aku nyaman dengannya, seperti menemukan sosok ayah yang sudah lama pergi. Dia benar-benar mendengar kisahku, tanpa menghakimiku. Itu yang kusuka darinya.
Aku suka padanya? Tentu saja. Dia tahu kisah hidupku, bahkan membantu dalam mengatasi Inner Child yang begitu membuat hidupku tak bahagia. Siapa yang dapat melepaskan pria seperti dia? Itu aku, tetapi butuh waktu lama untuk mencoba berdamai dengan diriku sendiri. Namun, sejak hari itu dia membuat aku jatuh dengan berkata, 'Aku ingin berfoto denganmu untuk terakhir kali.' Jika waktu bisa diputar kembali, aku tidak ingin melakukan itu. Apa lagi saat dia tersenyum, melangkah pelan menuju bibir pantai, dan berenang layaknya anak kecil butuh pengawasan orang tua. Sial, aku tertawa akan tingkahnya, dan itu menjadi tawa terakhirku untuk dia. Semua terjadi tiba-tiba, dia terseret arus, dan tak ada yang menolongnya---termasuk aku. Tidak bisa berbuat apa-apa. Aku terdiam kala dia tak lagi bergerak, ku terdiam kala suara lirihnya tak terdengar lagi, dan aku menyesal karena tidak akan bertemu lagi dengannya.
Kesalahan :
• kuterdiam, sambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.