Tenggelam dalam pesona keimutannya si bayi ini. Coba, siapa yang tega mencampakkan bayi imut ini. Aku rasa tidak ada. Ya sungguh bayi yang sempurna. Sudah putih mulus kulitnya, pipi yang super tembem, matanya yang sipit. Rasanya ingin berlama-lama bermain dengan si bayi ini. Apalagi bayi ini terus saja tertawa, tidak pernah menangis. Beda dengan bayi lainnya. Apalagi jika sedang buang air bukannya menangis malah tertawa gembira. Diajak berbicara pun dia malah tepuk tangan dan tertawa, memamerkan giginya yang belum tumbuh dan matanya yang semakin sipit. Bicaranya yang cadel menambah kesan lucu bertambah.
Tetapi sayangnya, bayi yang lucu ini dibuang oleh orang tuanya yang tidak bertanggung jawab. Entahlah aku tak tau alasannya. Mungkin karena tidak mampu untuk membiayai hidup si bayi ini? Hanya dugaan sajalah, jangan berpikiran buruk seperti tadi ya. Siapapun itu, pasti menyesal telah membuangnya bayi tampan ini. Dan beruntungnya aku yang menemukannya. Aku tidak bisa membayangkan jika bayi ini ditemukan oleh orang yang salah. Pasti bayi ini tak akan hidup bahagia. Menjadikannya pengemis mungkin. Mengapa nasibmu seperti ini nak. Ya takdir Tuhan itu lucu terkadang. Dan juga membuat kita bingung sendiri. Apa daya jika kita melawan? Hanya mampu menjalankannya saja bukan? Seperti aku. Yang ditemukan dengan bayi ini. Membuat hidupku yang semula tak berwarna menjadi lebih berwarna. Aku sungguh sayang dengan bayi ini.
Kesalahan :
• Setelah kata 'ya', berikan koma
• kata 'dan' tidak untuk awal kalimat
• siapa pun, dipisah
• kata 'tetapi', tidak untuk awal kalimat
• kata 'nak' seharusnya kapital menjadi 'Nak' dan disertai koma dan tanda tanya, karena itu kalimat tanya 'mengapa'. Menjadi seperti ini : Mengapa nasibmu seperti ini, Nak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.