Tenggelam. Jatuh cinta? Kurasa itu hanya sebatas ucapan, untuk manusia yang menjadi budak cinta. Manusia yang sudah dibutakan oleh cinta, ditulikan seseorang yang menjadi fokus nya. Rasanya... aku tidak tahan dengan semua itu. Bagai tenggelam dalam lautan tanpa adanya cahaya. Bagai mana bisa? Kurasa aku telah melakukan kesalahan dengan jatuh cinta. Mengabaikan seseorang yang selalu berada bersamaku? Ya.... Aku melakukannya karena sosok yang aku kagumi. Lantas akankah dia masih bersamaku? Seseorang yang selalu bersamaku? Pantaskah aku masih mengharapkan nya. Mungkin kurasa tidak? Bagaimana bisa... aku telah mengabaikannya demi seseorang yang belum tentu mencintai ku. Aneh bukan? Ya, itu yang terjadi padaku. Bagai Atma yang hilang dalam tubuhku. Aku kehilangan arah setelah dia yang selalu berada didekatku pergi. Menyesal? Pasti. Aku telah menyia-nyiakan dia yang tulus padaku.
Isak tangis yang kuredam dengan bantal, seolah sudah tidak berfungsi lagi. Satu, dua, tiga, ahh... Kurasa aku sudah menangis berjam-jam. Untuk apa aku menangis? Apakah aku sedih dengan kehilangan nya. Huh. Ini kisahku, kisah yang sangat rumit. Apakah ia akan kembali? Ah tidak-tidak.. mungkinkah ia marah padaku? Itu mungkin terjadi padaku.. apakah aku salah dengan menyia-nyiakan nya? Ya, aku baru merasakan setelah kehilangannya. Bagai tersengat lebah, aku baru merasakannya sekarang. Kemana orang yang selama ini khawatir padaku? Peduli padaku? Aku seolah kehilangan semua jejak tentang nya. Semoga ia tahu bahwa aku.. aku orang yang telah menyia-nyiakan nya, tidak menyadari bahwa aku jatuh cinta kepadanya. Semoga ia tahu akan penyesalan ku, dan ku harap kamu bahagia dengan pilihanmu.Kesalahan :
• salah dalam elipsis
• salah dalam penggunaan kata 'ku' dan 'nya'
• bagaimana itu disambung
• kemana itu dipisah menjadi ke manaSudah direvisi :
Tenggelam. Jatuh cinta? Kurasa itu hanya sebatas ucapan, untuk manusia yang menjadi budak cinta. Manusia yang sudah dibutakan oleh cinta, ditulikan seseorang yang menjadi fokusnya. Rasanya ... aku tidak tahan dengan semua itu. Bagai tenggelam dalam lautan tanpa adanya cahaya. Bagaimana bisa? Kurasa aku telah melakukan kesalahan dengan jatuh cinta. Mengabaikan seseorang yang selalu berada bersamaku? Ya .... Aku melakukannya karena sosok yang aku kagumi. Lantas akankah dia masih bersamaku? Seseorang yang selalu bersamaku? Pantaskah aku masih mengharapkannya. Mungkin kurasa tidak? Bagaimana bisa ... aku telah mengabaikannya demi seseorang yang belum tentu mencintaiku. Aneh bukan? Ya, itu yang terjadi padaku. Bagai Atma yang hilang dalam tubuhku. Aku kehilangan arah setelah dia yang selalu berada didekatku pergi. Menyesal? Pasti. Aku telah menyia-nyiakan dia yang tulus padaku.
Isak tangis yang kuredam dengan bantal, seolah sudah tidak berfungsi lagi. Satu, dua, tiga, ahh ... Kurasa aku sudah menangis berjam-jam. Untuk apa aku menangis? Apakah aku sedih dengan kehilangannya. Huh. Ini kisahku, kisah yang sangat rumit. Apakah ia akan kembali? Ah, tidak-tidak ... mungkinkah ia marah padaku? Itu mungkin terjadi padaku ... apakah aku salah dengan menyia-nyiakannya? Ya, aku baru merasakan setelah kehilangannya. Bagai tersengat lebah, aku baru merasakannya sekarang. Ke mana orang yang selama ini khawatir padaku? Peduli padaku? Aku seolah kehilangan semua jejak tentangnya. Semoga ia tahu bahwa aku ... aku orang yang telah menyia-nyiakannya, tidak menyadari bahwa aku jatuh cinta kepadanya. Semoga ia tahu akan penyesalanku, dan kuharap kamu bahagia dengan pilihanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.