Tenggelam dalam tidur lelapnya, karena tak kuasa menahan kantuk yang menyerangnya semalam. Dirinya selalu bersosialisasi dengan tugas kuliah dan kerja sampingan yang diambil. Resiko yang ia jalani sebenarnya tak begitu berat, hanya saja perjanjian dengan orang tuanya beberapa tahun lalu membuat dirinya harus membanting tulang menghidupi dirinya sendiri. Keluarganya yang selalu menentang jalan hidupnya sebagai diplomat membenci keputusan anaknya untuk berkuliah ke jurusan HI. Keluarganya sendiri harus diakui memiliki harta yang banyak, tak jarang menyedekahkan pada yang tak mampu, tetapi mereka sangat menentang keturunannya untuk bekerja sebagai diplomat, entah mengapa. Apa sebabnya? Apakah Ayahnya ingin meneruskan yayasan pendidikan miliknya kepada Ratih? Mengapa sampai harus melarang sang anak untuk menggapai cita-citanya?
Ratih tiba-tiba terbangun dan meneruskan tugas kuliahnya yang belum dikerjakan. Kos-kosan yang ia tinggali bisa dibilang sangat "hemat", baik dari harga sewa sampai keseluruhan kamar yang ia tempati. Kamar mungil nan minimalisnya itu tampak tak begitu rapi karena Ratih sendiri jarang ada waktu untuk itu. Kesehariannya yang harus menghidupi dirinya sendiri membuat jarang bergaul dengan sebayanya. Tetapi, dia merasakan sebaliknya. Dia merasakan ketenangan dalam hatinya, melakukan pekerjaan yang ia sukai merupakan cita-cita kecilnya yang baru terwujud. Setelah dirinya diusir secara halus oleh Ayahnya, cita-cita kecilnya langsung menguasai dirinya dan berusaha mengeluarkan dirinya dari zona kurungannya. Ratih tetap bersyukur, kalau Tuhan masih memberikannya kemudahan hidup. Dirinya tak pernah absen beribadah ini selalu berdoa yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya. Yang terpenting bagi dirinya, bahagia dapat diraih apabila melakukan sesuatu tanpa ragu mengambil resiko kedepannya.
Kesalahan :
• ini POV 3. Seharusnya POV 1
• Kedepannya salah, seharusnya ke depannya
• tetapi seharusnya namun, karena tetapi tidak digunakan di awal kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Jari Bicara
Short StoryBeberapa kata sulit terucap. Maka, biarkan jari bicara.