Pesta Penutupan Turnamen

11 3 0
                                    

Sabtu, 24 Agustus 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 19.21.

Saber memasangkan kancing kemejanya dengan cepat, lalu mengenakan sweater tipis berwarna hitam, barulah dia mengenakan jas barunya dengan hati-hati. Meski terasa tebal, nyatanya jas itu cukup ringan karena memang didesain agar pemakainya mudah bergerak.

Sesuai keinginan Saber. Dia tidak ingin setelan yang terlalu formal. Sebenarnya dia tahu kebanyakan akan mengenakan setelan formal di pesta, mengingat nanti akan ada kepala sekolah dan beberapa petinggi yang ikut berbaur. Namun, sebelumnya Saber sudah bertanya pada Gardner-sensei. Beliau mengatakan bahwa mengenakan setelan kasual juga tidak apa, asal tidak terlalu santai. Makannya dia masih mengenakan jas dan celana panjang. Lagipula menurut Stacia, Saber lebih cocok untuk setelan santai daripada formal.

Setelah merapikan jasnya, Saber menyisir rambutnya ke belakang. Terlihat mata kanan dengan iris yang bersinar biru. Mata kanan dengan kekuatan iblis. Saber memasangkan lensa kontak khusus ke matanya. Lensa kontak yang akan menahan kekuatan roh dari matanya hingga 80%. Dipesan dan dibuat hanya untuk Saber, untuk hari ini.

"Baiklah."

Semua sudah siap. Saber melangkah ke pintu ke luar. Kaus kaki hitam sudah dikenakannya. Sepatu boot hitam tanpa tali berdiri di samping pintu. Saber mengambil sepasang sepatu itu, mengenakannya, lalu mengentalkan kedua kakinya berkali-kali untuk memastikan sepatu itu pas melekat di kakinya. Barulah setelah itu dia memutar kenop pintu ke luar.

"Oh!"

"Ah!"

Saber cukup tergemap ketika melihat seseorang yang berdiri di depannya, dan tampaknya orang itu juga sama.

"Y-Yuu.........."

Yuu berdiri sambil menggenggam erat tas kecil mengilap. Rambutnya dikepang, diikat ke belakang. Telinga serigalanya mencuat berdiri ke atas. Kelopak matanya tampak menggunakan highliter ringan berwarna biru muda, dan bulu mata lentik alaminya membuat kesan garis mata tajam yang tampak memberi kesan liar. Wajahnya juga tampak lebih cerah merona oleh makeup tipis dan natural. Lipstik merah muda lembut melapisi tipis bibirnya, menampakkan pesona dewasa muda yang menawan.

Yuu mengenakan gaun berwarna biru tua. Kesannya tampak off-shoulder, tetapi ada kain transparan yang menutup bahu hingga lengan. Meski begitu, leher dan tengkuknya benar-benar terbuka, memperlihatkan kalung dengan batu berwarna biru cerah berkilau. Pada gaunnya juga terdapat pola bunga, yang ditutup oleh renda pendek hingga ke betis. Dia juga mengenakan sepatu hak tidak-terlalu-tinggi yang tampak sekali betapa kerasnya dia berlatih untuk bisa menggunakan sepatu itu dengan baik.

"Apa kau..... benar-benar Yuu?"

Hanya itu kesan pertama yang bisa dikatakan Saber. Bagaimana pun, setelan Yuu tidak menampakkan prajurit wanita setengah serigala yang telah berhasil merangkak dari bawah untuk mencapai peringkat atas. Sebetulnya dia membayangkan setelan yang agak sederhana, seperti gaun satu warna tanpa renda, tapi Stacia benar-benar serius akan pekerjaannya.

Yuu menyeringai lebar melihat Saber yang kebingungan seolah sudah menduga reaksi itu pasti akan terlihat.

"Bagaimana?" tanya Yuu girang, "awalnya aku juga malu. Aku lebih suka setelan sederhana, tapi Nona Stacia memaksa. Katanya ini akan lebih cocok memperlihatkan daya tarikku."

Dalam benaknya, Saber benar-benar setuju dengan keputusan Stacia. Saat dia melihatnya, dan saat dia menggulirkan matanya lagi untuk melihat keseluruhan Yuu di depan matanya, kesan yang terus muncul adalah seolah dia melihat orang lain.

Melihat seringai Yuu, Saber menghela napas membuang keterkejutannya. Dia lalu menampakkan senyum tipis sembari berkata, "ya, sangat menawan." Itu membuat Yuu tersipu lagi hingga memalingkan muka.

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang